Berlibur Dan Berlebaran Di Madiun

Minggu, 03 Oktober 2010

Kegiatan liburan bagi keluarga kami merupakan sarana untuk menyejukkan jiwa meringankan pikiran. Kali ini kami berkunjung ke  Madiun, di rumah orang tua saya (mbang kung dan mbah uti-nya anak-anak). Di usianya yang senja bapak dan ibu saya tinggal berdua saja di rumah Jalan Sarean itu. Sehingga saya, istri, dan anak-anak meluangkan waktu untuk menemani mereka di saat libur. Kadang-kadang kami naik bis, kadangkala juga kami dijemput oleh kakak yang tinggal di Madiun (yang rumahnya dekat dengan orang tua). Namun seringnya kami naik sepeda motor.

Lebaran tahun ini kami berlibur ke Madiun. Bergantian setiap tahun setelah tahun kemarin kami berlebaran di Widodaren (Ngawi) di rumah orang tua istri. Untuk ke Madiun pada tahun ini kami kerepotan kalau naik motor karena kami sekarang berlima (saya, istri, dan 3 anak) sedangkan motor baru punya satu. Jika naik bis kami khawatir penumpang penuh karena saat itu H-1 lebaran. Akhirnya kakak bersedia menjemput kami dengan mobilnya, Alhamdulillah.

Dari Ngawi perjalanan naik mobil memakan waktu tidak sampai 1 jam. Sengaja kami melewati jalan kecil alternatif di daerah Barat, Magetan. Sambil menikmati suasana alam, persawahan, sungai, melihat kereta api. Jika di pinggir jalan ada sapi atau kambing, mobil kami hentikan untuk memberikan kesempatan anak-anak untuk melihat dari dekat.
Sampai di Kota Madiun kami tidak langsung menuju rumah namun mampir dulu di Jalan Mayjen Sungkono, Nambangan. Di sana ada toko ikan hias. Tempatnya mengasyikkan. Tidak sekedar mencari ikan untuk dibeli, para pengunjung seperti kami cukup puas hanya dengan menyaksikan beraneka ragam ikan tersebut. Mulai dari yang kecil hingga yang besar, mulai dari yang berharga ribuan hingga yang ratusan ribu tersedia di sana. Di sana pun juga tersedia terapi kesehatan dengan ikan. Setelah anak-anak puas kami menuju rumah.

Malam harinya anak-anak diajak bu dhenya ke alun-alun menyaksikan pawai takbir keliling. Jarak alun-alun dari rumah kami tidak terlalu jauh. Naik becak 15 menit pun sudah sampai. Selain takbir keliling ternyata di alun-alun Madiun juga ada atraksi kembang api. Sebenarnya atraksi kembang api ini hanya dilakukan secara spontan oleh masyarakat umum yang kebetulan memiliki kembang api. Jadi tidak ada lembaga maupun pihak pemda yang menyelenggarakan atraksi ini. Meskipun demikian orang-orang sangat terhibur.

Saat lebaran kami sholat id di Lapangan Serayu, samping Universitas Merdeka. Setelah itu acara rutin tahunan pun kami ikuti, yakni bersilaturahmi ke tetangga sekitar. Esoknya anak-anak diajak pak dhe dan bu dhe-nya ke Sri Ratu. Di sana mereka bermain-main di arena permainan. Kami juga sempat mampir ke RSI. H+2 lebaran kami diantar ke Widodaren melalui jalur Panekan, Magetan. Tembus ke Kendal, Jogorogo, lalu Ngrambe melewati jalanan di Gungn Lawu yang naik turun.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Membaca ini jadi kangen pulang....
Ayah ibu sudah tiada...jadi saya jarang sekali pulang. Terakhir pulang, sebelum puasa, nyekar dan mengadakan tahlilan.

Anak-anak saya tak terlalu mengenal orangtua saya, ayah meninggal sebelum si sulung lahir, dan ibu menyusul saat si bungsu berumur 1 tahun...

Posting Komentar

Terima kasih atas komentarnya

 

Label

kepegawaian (171) coretan (126) serba-serbi (86) saat kuliah (71) oase (68) pustaka (62) keluarga (58) tentang ngawi (58) hukum (49) peraturan (46) tentang madiun (37) album (26) konsultasi (20) tentang jogja (17)