Kunker Dewan

Jumat, 29 April 2011

Selama ini media dan masyarakat lebih sering menyoroti kunjungan kerja anggota dewan yang ada di pusat. Jarang bahkan hampir tidak pernah kunker anggota dewan yang ada di daerah dikecam. Paling tidak itu yang saya perhatikan di daerah saya. Media, kalaupun memberitakannya, hanya sekedar informasi belaka namun jarang ada catatan kritisnya. Ada sih wartawan yang menulis opini, tapi jumlahnya sedikit. LSM, yang mestinya berteriak lantang, juga sama saja, diam seribu bahasa.

Kunker dewan, dengan alasan seribu macam seperti peningkatan kapasitas, studi banding, konsultasi, dan lain-lain memang harus dikritisi. Saya tidak sampai pada tahap mengharamkan. Proporsional saja. Kini, dengan kemajuan ilmu dan teknologi, jauhnya jarak tidak menjadi kendala untuk berkomunikasi dan mencari informasi dengan pihak lain. Kemajuan daerah lain memang bagus untuk dicontoh, namun apakah mengadopsi ilmunya itu harus dengan berkunjung secara fisik ke sana. Bisa iya dan bisa tidak. Tapi sebenarnya kalau bisa dengan mengandalkan teknologi tanpa harus berkunjung, bukankah ini lebih efektif dan efisien. Internet sekarang bukan hal yang aneh lagi. Dan saya tak percaya kalau anggota dewan terhormat tak bisa menggunakan internet. Berapa rupiah anggaran yang bisa dihemat.

Khalifah Pun Bakal Dilengserkan

Rabu, 27 April 2011

Bupati Malang dikecam oleh anggota dewan. Gara-garanya ia menghimbau PNS untuk membayar zakat dari gaji yang diterimanya tiap bulan. Surat edaran dikirimkan ke seluruh dinas. Harapannya para pegawai patuh. Namun hal ini diterima lain anggota dewan terhormat. Himbauan bupati dituduh sebagai kewajiban. Maka mau tak mau, ikhlas tak ikhlas pegawai harus patuh.

Lain lagi di Nusa Tenggara Barat, di salah satu kabupatennya beberapa tahun lalu. Bupatinya didemo oleh ratusan PNS, terutama para guru. Bupati meminta kepada pegawai untuk membayar zakat dengan memotong gaji yang diterima tiap bulan. Timbullah penolakan. Para guru berdemo, bahkan tuntutannya semakin melebar dengan meminta bupati lengser.

Kena ”Ranjau Darat”

Selasa, 26 April 2011

Di Jogjakarta, khususnya di Malioboro, dokar selain menjadi alat transportasi juga menjadi sarana pariwisata. Para wisatawan bisa menyewa dokar untuk menikmati keindahan kota. Dokar adalah alat transportasi tradisional yang menggunakan tenaga kuda dengan pengendali seorang sais.

Di alun-alun Madiun pernah juga tersedia dokar yang bisa disewa oleh orang-orang yang ingin menikmati keindahan kota di kala senja hingga malam hari. Dulu moda transportasi ini pernah berjaya sebelum akhirnya tergerus oleh kemajuan teknologi. Di Pasar Sleko Madiun yang dekat dengan rumah saya saat saya mesih kecil di tahun 80-an para pedagang sering memanfaatkan dokar. Berjejer dokar berparkir di sebelah selatan pasar, tepatnya di Jalan Kapuas.

The Wisdom Of Women

Senin, 25 April 2011

Kaya, beragam, dan sangat menggugah. Betapa pengalaman seringkali memberi pelajaran yang lebih menggetarkan ketimbang segala teori dan pandangan.

Adalah Kiswanti, sulung dari lima bersaudara ini hanyalah anak penarik becak dan pedagang jamu. Suaminya seorang kuli bangunan. Ia sendiri pernah bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Hobinya sejak kecil membaca buku. Saat bekerja di rumah orang Filiphina, ia meminta gajinya diwujudkan dalam bentuk buku, bukan uang. Tiga bulan bekerja ia mempunyai 45 buku. Seusai bekerja pada orang Filiphina ia bekerja pada orang Korea. Sama, sebagai pembantu. Gaji yang ia dapatkan ia belikan buku.

Si Kecil Naik Daun

Minggu, 24 April 2011

Mulanya berawal dari Probolinggo. Kemudian muncul juga di mana-mana. Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, bahkan ibukota negara pun diinvasi. Ya, ulat bulu sedang naik daun, dalam arti sebenarnya dan dalam arti kiasan. Jumlahnya ribuan. Menyerang pohon hingga masuk ke rumah warga. Tentu saja membuat warga resah, terutama karena bulunya yang menyebabkan gatal. Daun-daun habis dimakan. Petani gagal panen buah. Segala upaya dilakukan untuk membasminya. Mulai penyemprotan dengan obat anti serangga, pembakaran, penyebaran burung predator, doa bersama, hingga ritual klenik yang aneh-aneh.

Dulu, berpuluh tahun yang lalu kabarnya ulat biasa dimakan. Rasanya gurih. Warga yang rumahnya di dekat hutan barangkali masih terbiasa mengonsumsinya. Bahkan sebenarnya pohon-pohon yang diserang oleh ulat, beberapa saat kemudian ia akan menghasilkan buah-buahan yang lebih banyak dan lebih baik. Memang pohon-pohon itu sempat stres, namun hanya sesaat. Selanjutnya panen raya akan menanti. Tapi bagi yang tak tahan dengan serangan, pohon-pohon itu pun ditebang.

Mencari Makna Hari Kartini

Sabtu, 23 April 2011

Fauzan saat lomba antar PAUD di Hari Kartini setahun lalu
Dulu di ruang kelas saya yang terletak di pojok sekolah, kelas 4 SD, di antara gambar pahlawan nasional terpasang sosok wanita, Ibu Kartini. Sama dengan gambar-gambar yang lain, tiap saya tatap wajahnya seolah matanya menatap saya juga. Saya gelengkan kepala ke kiri, matanya mengikuti saya. Saya gelengkan ke kanan, mata itu terus mengikuti. Deg! Jantung berdegup kencang. Ah cuma gambar kok. Sulit melukiskan apakah beliau di gambar itu senyum atau sedih. Cerita dari teman-teman menambah seru. Kabarnya ada yang pernah melihat gambar itu sedang menangis. Yang lebih seru lagi, saat malam hari ada yang mendengar suara tangisan wanita berasal dari ruang kelas. Wau lari, ambil langkah seribu! Saya yang bertubuh paling kecil pun tertinggal paling belakang. Menabrak bangku dan pintu kelas.

Saat saya sekolah, mulai TK, SD, SMP, dan SMA perayaan Hari Kartini dimaknai dengan pemakaian kebaya bagi para pelajar putri. Para guru wanita pun juga tak ketinggalan. Berdandan pakaian tradisional, bersanggul, memakai jarik dan selendang, dan tak lupa bermake up. Hari itu puluhan, ratusan, mungkin ribuan orang yang seperti itu. Itulah yang dicontoh Ibu Kartini. Karena beliau sudah meninggal maka fotonyalah (atau mungkin lebih tepat gambar yang mirip foto) yang bisa dilihat generasi sekarang. Dari fotonyalah itu sebagian masyarakat meniru busana beliau. Beliau pahlawan pejuang emansipasi wanita. Hari kelahirannya setiap 21 April diperingati di seluruh nusantara. Tak jarang peringatan Hari Kartini dirayakan dengan lomba-lomba. Lomba peragaan busana, lomba memasak bagi laki-laki, lomba pidato, dst. Di SMA malah ada lomba pemilihan Kartini dan Kartono.

Tanya Jawab Anti Korupsi

Rabu, 20 April 2011

Apakah yang dimaksud dengan korupsi?
UU No.31/1999 jo UU No.20/2001 menyebutkan bahwa pengertian korupsi mencakup perbuatan:
    * Melawan hukum, memperkaya diri orang/badan lain yang merugikan keuangan/perekonomian negara (pasal 2)
    * Menyalahgunakan kewenangan karena jabatan/kedudukan yang dapat merugikan keuangan/kedudukan yang dapat merugikan keuangan/perekonomian negara (pasal 3)
    * Kelompok delik penyuapan (pasal 5, 6, dan 11)
    * Kelompok delik penggelapan dalam jabatan (pasal 8, 9, dan 10)
    * Delik pemerasan dalam jabatan (pasal 12)
    * Delik yang berkaitan dengan pemborongan (pasal 7)
    * Delik gratifikasi (pasal 12B dan 12C)

Apa sajakah tugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)?
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mempunyai tugas:
    * Koordinasi dengan instansi yang berwenang dalam melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi
    * Supervisi terhadap instansi yang berwenang dalam melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi
    * Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi
    * Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi
    * Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara

Jurus Ampuh Mengatasi Oknum Wartawan Nakal

Jumat, 15 April 2011

Ada pertanyaan yang mampir ke blog saya ini. Bagaimana mengatasi wartawan bodrex? Istilah wartawan bodrex sama artinya dengan warawan nakal. Ia sering mempergunakan kedok profesinya untuk meminta upeti kepada pejabat/pengusaha. Pun melakukan aksi tipu-tipu dan memeras. Wartawan bodrex semakin banyak muncul setelah era reformasi. Saat itu kebebasan pers benar-benar diwujudkan. Setiap orang atau lembaga mudah membuat media, baik itu berupa tabloid, majalah, koran, dan buletin.

Namun kebebasan yang dinikmati itu dimanfaatkan oleh segelintir oknum yang tak bertanggung jawab. Berita yang ditampilkan tidak sesuai dengan fakta. Bahkan tak sedikit mengadu domba di tengah-tengah masyarakat. Pers pun menghadapi dilema. Antara kebebasan dan tangung jawab. Tak jarang beberapa tokoh menyebut pers kita lebih liberal dari negara liberal sekali pun. Dalam kondisi inilah tumbuh subur wartawan nakal.

RUU Pembantu Rumah Tangga

Kamis, 14 April 2011

Anda sudah pernah mendengar pembantu rumah tangga akan dibuatkan Undang-Undang? Saya baru saja dengar. Saya cari informasi di beberapa media online. Iya ternyata memang benar. Usulan itu disampaikan sejumlah LSM yang tergabung dalam JALA PRT seperti Koalisi Perempuan Indonesia, Kapal Perempuan, SA KPPD Surabaya, KOHATI PB HMI, Kongres Operata Yogyakarta, KPKB, LA Perempuan Damar Lampung, LBH APIK, LBH Jakarta, LBH Bali dan masih banyak lagi. Rancangan UU-nya sedang digodhog oleh DPR.

Beberapa poin yang dimasukkan dalam usulan itu antara lain majikan yang mempekerjakan pembantu rumah tangga (PRT) dengan usia kurang dari 18 tahun  diancam 5 tahun penjara dan denda Rp 500 juta. Kemudian ada juga pengaturan jam kerja. JALA PRT mengusulkan pembantu akan mendapatkan hak-hak layaknya pekerja kantoran seperti libur, jam kerja, dan cuti tahunan. Jam kerja seorang pembantu dibagi menjadi dua bagian. Seorang PRT yang bekerja 6 hari seminggu, dia harus bekerja 7 jam dalam satu hari. Untuk yang bekerja 5 hari, dia bekerja 8 jam per hari. Pemberi kerja yang mempekerjakan PRT melebihi waktu kerja, wajib membayar upah kerja lembur.

Kantor Pos...Oh Kantor Pos...

Rabu, 13 April 2011

Dulu Kantor Pos mempunyai peran yang sangat vital dalam hal informasi. Namun sekarang perannya sudah banyak yang diambil alih oleh sektor lain. Kalau dulu kita ingin mengabarkan berita yang amat mendesak dengan telegram yang membutuhkan waktu sehari, kini dengan sms kita bisa mengirim kabar dalam hitungan detik dan tidak perlu repot mendatangi kantor pos. Dulu kita mengirim uang dengan wesel, sekarang sudah tersedia mesin ATM untuk mentransfer. Dalam hal pengiriman paket barang pun, kantor pos bukan pemain tunggal. Cukup banyak perusahaan pengiriman barang yang tak kalah pelayanannya.

Saya lihat kini kantor pos tak hanya melayani jasa pengiriman surat dan paket saja. Kantor pos sekarang juga melayani pembayaran listrik, cicilan kredit, pembayaran pensiun, pajak, tabungan. Memang kalau tidak berinovasi seperti itu niscaya perusahaan plat merah ini akan ditinggalkan masyarakat.

Batik Asli Ngawi

Minggu, 10 April 2011

Batik Banyubiru mulai naik daun (kayak ulat bulu dong hehehe...). Beberapa kali Radar Madiun, koran yang menjadi bagian Jawa Pos Group memberitakannya di halaman Radar Ngawi. Batik Banyubiru merupakan batik tulis asli daerah Ngawi. Banyubiru itu sendiri adalah nama sebuah desa yang masuk Kecamatan Widodaren, berada di kaki Gunung Lawu. Dari jalan raya Solo-Madiun, dari pertigaan Gendingan belok ke selatan. Kira-kira 8 km jaraknya. Jalan ke Banyubiru merupakan jalan menuju pabrik karet Tretes. Sedangkan daerah yang menjadi sentra pengrajin batik berada di Dusun Sukorejo.

Kebetulan istri saya asli berasal dari Sukorejo (atau orang-orang juga sering menyebutnya Tempurejo). Ia pun keturunan pengrajin batik terdisional. Nenek dan ibunya dulunya adalah pembatik. Tak ketinggalan ia sendiri pun sejak remaja sudah terbiasa dengan membatik. Hingga akhirnya industri batik tulis mati suri. Banyak yang gulung tikar. Terus terang saya belum pernah melihat istri mendemonstrasikan aksinya membatik. Mudah-mudahan tak lupa dengan ilmunya.

Prosedur Mutasi Yang Jelas

Jumat, 08 April 2011

Yth. Bapak/Ibu,
Jika diperbolehkan bertanya tentang prosedur mutasi yang jelas mulai dari awal sampai akhir. mulai dari belum mendapatkan surat lolos butuh sampai dengan selesai. Hal tersebut sampai dengan saat ini belum pernah ada dan oleh beberapa oknum digunakan untuk berbuat yang salah. sehingga yang akan melakukan mutasi di ping pong dan juga di peras agar mutasinya berhasil.
Nb : sangat mengharapkan informasi dari yang berwenang ...
Terima kasih ...
Triarto

Gerakan KAMMI Mengajar

Kamis, 07 April 2011

Berpijak pada keprihatinan atas minimnya pendidikan agama di masyarakat korban Merapi, KAMMI Komisariat UGM meluncurkan sebuah program bertajuk “Gerakan KAMMI Mengajar”. Program ini mengajak civitas akademika UGM untuk menjadi tenaga pengajar pada TPA-TPA di kawasan Cangkringan, Sleman yang terkena letusan Gunung Merapi beberapa waktu lalu.

Menurut Kharis Pradana, penanggung jawab program, inisiasi Gerakan KAMMI Mengajar merupakan salah satu wujud kepedulian atas minimnya pendidikan Al-Qur’an dan keagamaan di kawasan Merapi.

“Kami melihat, banyak TPA di kawasan pedesaan Sleman, terutama yang terkena musibah letusan Gunung Merapi, mati suri karena kekurangan tenaga pengajar. Oleh karena itu, kami bekerjasama dengan Forum Komunikasi TPA setempat mencoba untuk menghidupkan kembali TPA-TPA dengan suplai tenaga pengajar dari mahasiswa UGM. KAMMI masuk di sini”, terang Kharis.

Jadi Anak Band

Rabu, 06 April 2011

Tidak ada yang menyangka jika saya pernah main band dan tampil di panggung di hadapan ratusan penonton. Pengalaman ini terjadi saat saya masih berseragam putih abu-abu. Ya, saat itu masih di bangku SMA, tepatnya kelas tiga, sekitar 15 tahun yang lalu. Tampil dalam rangka hari ulang tahun SMA 3 Madiun. Momennya dinamakan SISO CUP. Dalam ajang itu beraneka ragam seni dan pertunjukan ditampilkan para murid. Dari yang tradisional hingga modern. Ada musik, nyanyi, menari, disco, teater, peragaan busana, dan lain-lain. Biasanya pentas seni ini merupakan puncak acara dari serangkaian acara sebelumnya, yakni lomba-lomba. Sehingga sekaligus dalam acara itu pula diumumkan juara berbagai lomba.

Saya masih ingat acara itu dilangsungkan pada tanggal 17 Agustus 1996, hari Sabtu. Saat itu SMA 3 masih dibagi dalam 2 lokasi, yakni di Jalan Suhud Nosingo (sekolah timur) dan Jalan HA Salim (sekolah barat). Sekarang kedua lokasi itu sudah ditinggalkan dan SMA 3 telah menempati lokasi baru di Ring Road sebagai Rintisan Sekolah Internasional. Setelah mengikuti upacara hari kemerdekaan di sekolah timur, para murid berbondong-bondong ke sekolah barat yang berjarak sekitar 5 km, karena pertunjukan diadakan di sana. Panggung telah tersedia di aula, tinggal memasang asesoris.

Visi Misi BKD (Bagian II)

Selasa, 05 April 2011

Di era otonomi daerah, reformasi birokrasi bukan lagi menjadi suatu pilihan namun telah menjadi sebuah keharusan. Reformasi birokrasi meliputi reformasi kelembagaan (struktural) dan reformasi budaya kerja (kultural). Menciptakan sistem yang berkualitas tanpa pernah melahirkan orang yang berkompeten dalam melaksanakan tugasnya akan menjadikan tujuan organisasi tidak tercapai. Sebaliknya merekrut orang yang profesional namun sistem yang berjalan belum mapan juga akan membuat organisasi kurang dipercaya. Karena itu keseimbangan antara sistem dan personal perlu dilakukan.

Selain itu birokrasi pemerintahan menghadapi berbagai persoalan di setiap masanya. Segala peluang yang ada, jika tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya bisa saja berbalik menjadi ancaman. Namun demikian di balik tantangan, pasti ada harapan. Tantangan itu antara lain kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kemudahan akses informasi yang didapatkan oleh masyarakat, harapan publik akan transparansi pelaksanaan tata kelola pemerintahan, regulasi yang semakin bertambah dan berubah yang tak jarang berbenturan, jumlah pegawai yang mencapai ribuan personel dengan berbagai karakter dan kemampuannya, dan lain-lain.

Visi Misi BKD (Bagian I)

Minggu, 03 April 2011

Secara sederhana visi bisa diartikan sebagai impian atau cita-cita yang ingin diwujudkan. Sedangkan misi adalah dengan cara apa dan bagaimana visi itu diwujudkan. Sebagai gambaran, Anda bermimpi ingin pergi ke Jakarta, ini adalah visi. Sedangkan cara menuju ke Jakarta bisa bermacam-macam, bisa dengan naik bus, kereta api, pesawat, naik motor, naik sepeda, dan jalan kaki. Ini adalah misi.

Sebagai referensi berikut ini saya tampilkan visi dan misi beberapa BKD di antero nusantara. Ini hanya sebagian kecil dari yang ada, diolah dari berbagai sumber. Oh ya jika ada yang belum tahu apa itu BKD, BKD adalah singkatan dari Badan Kepegawaian Daerah. Satuan kerja pemerintah yang mengurusi manajemen kepegawaian aparatur. Kalau di perusahaan swasta mirip dengan Departemen HRD atau Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia.

Dari Honorer Ke CPNS (Bagian II)

Sabtu, 02 April 2011

Dengan berlakunya PP Nomor 48 Tahun 2005, Pemerintah telah melakukan pendaftaran terhadap semua tenaga honorer dan telah dilaksanakan pengisian daftar pertanyaan. Sebagian telah diangkat sebagai CPNS. Berdasarkan hasil evaluasi akhirnya diadakan perubahan aturan yakni dengan PP Nomor 43 Tahun 2007. Perubahan tersebut di antaranya mengatur tentang persyaratan usia dan masa kerja.

Dari Honorer Ke CPNS (Bagian I)

Jumat, 01 April 2011

Untuk kelancaran pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan, baik pada pemerintahan pusat maupun pemerintahan daerah, sebagian dilakukan oleh tenaga honorer. Di antara tenaga honorer tersebut ada yang telah lama bekerja kepada pemerintah dan keberadaannya sangat dibutuhkan oleh pemerintah. Mengingat masa bekerja mereka sudah lama dan keberadaannya sangat dibutuhkan oleh pemerintah, dalam kenyataannya sebagian tenaga honorer tersebut telah berusia lebih dari 35 (tiga puluh lima) tahun dan berdasarkan peraturan perundang-undangan tidak dapat diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil, maka bagi mereka perlu diberikan perlakuan secara khusus dalam pengangkatan menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil.
 

Label

kepegawaian (171) coretan (126) serba-serbi (86) saat kuliah (71) oase (68) pustaka (62) keluarga (58) tentang ngawi (58) hukum (49) peraturan (46) tentang madiun (37) album (26) konsultasi (20) tentang jogja (17)