Polisi Tidur Di Jembatan

Jumat, 19 November 2010

Tak hanya infrastruktur jalan raya yang kondisinya memprihatinkan. Sejumlah jembatan yang juga merupakan salah satu sarana vital kelancaran transportasi banyak yang mengalami kerusakan, salah satunya Jembatan Dungus. Jembatan yang menghubungkan Kelurahan Ketanggi dan Desa Karangasri itu sudah berulang kali dilakukan perbaikan, tapi permukaan jalan tetap saja bergelombang sehingga seolah-olah kita melewati polisi tidur.

Jembatan itu beberapa waktu lalu sempat direnovasi. Sebagian bahu jalan dibongkar untuk diganti dasarannya. Lalu, permukaannya diaspal ulang. Namun, tak berapa lama kemudian sudah mengalami kerusakan. Aspal mulai mengelupas. Padahal, jembatan itu merupakan sarana vital masyarakat. Hampir tiap hari saya melewati jembatan itu terutama jika pulang dari kantor.

Jembatan itu pernah juga membawa korban. Pada malam hari ada pengendara motor yang tercebur ke sungai bawah jembatan. Kebetulan di sisi barat pas kelokan jalan tidak ada pagar pembatas. Alhasil korban jiwa pun melayang.

Sebagai pengguna setia jembatan itu saya sudah tak sanggup menghitung sudah berapa kali jembatan peninggalan Jepang itu diperbaiki. Pernah karena perbaikan, jembatan tersebut ditutup hingga berbulan-bulan. Hasilnya memang memuaskan. Aspalnya baru, jalan pun mulus. Tapi itu tak berlangsung lama. Saat ada sidak dari anggota dewan katanya ada ketidaksesuaian perencanaan. Pihak pelaksana perbaikan disuruh membongkar lagi. Akhirnya jembatan ditutup berminggu-minggu. Setelah jadi ternyata tidak bertambah bagus malah semakin jelek. Buktinya berkali-kali mengalami kerusakan.

Karena ada lubang di jembatan, lubang itu ditambal dengan aspal. Begitu seterusnya sehingga seolah-olah jembatan tersebut ada polisi tidurnya. Jika tidak hati-hati kita bisa celaka apalagi jalannya tidak begitu lebar sedangkan arus lalu lintas sangat ramai.

Tapi menyalahkan pemerintah saja juga tidak bijak. Masyarakat sebagai pengguna harusnya juga turut menjaga. Namun sepertinya sebagian masyarakat tidak peduli. Hal inilah salah satu yang menyebabkan jembatan sering rusak. Di antaranya kelebihan beban. Kalau tidak salah lihat dulu ada tanda truk dilarang melewati jembatan.

Sering saya menyaksikan truk-truk melewati jembatan itu termasuk di antaranya truk dari kepolisian. Dulu pasca diperbaiki di sisi barat jembatan dipasang portal agar truk tidak bisa masuk. Namun portal itu pun dilanggar sehingga di bagian atasnya peyok.

Pernah juga pasca perbaikan di waktu yang lain dipasang portal yang baru. Tetap di sisi sebelah barat. Pagi hari saat melewati jembatan saya masih melihat portal terpasang tetapi saat sore harinya portal sudah tergeletak di aspal, patah. Barangkali menjadi korban keganasan truk lagi.

Klop-lah derita negeri ini. Pemerintah membangun dengan tambal sulam, masyarakat merusak hasil pembagunan.
 

1 komentar:

Anonim mengatakan...

baru saja sy melhat ada mobil hitam plat merah(avanza)lewat dari sisi timur jembatan itu, pdhal ada larangan dilarang masuk. mentang2 pejabat, dpt mobil gratisan, bensin gratis, memberikn contoh tdk baik pd masyarkt

Posting Komentar

Terima kasih atas komentarnya

 

Label

kepegawaian (171) coretan (126) serba-serbi (86) saat kuliah (71) oase (68) pustaka (62) keluarga (58) tentang ngawi (58) hukum (49) peraturan (46) tentang madiun (37) album (26) konsultasi (20) tentang jogja (17)