Mempersiapkan Anak Hebat

Selasa, 08 Maret 2011

Hari Minggu kemarin saya dan istri menghadiri seminar untuk orangtua, istilah gaulnya Seminar Parenting. Tempatnya di Hotel Sukowati Ngawi. Sebenarnya acara berlangsung hingga sore, namun kami hanya mengikuti sampai siang saja karena anak-anak di rumah tidak ada yang menjaga saat sore hari. Acara ini merupakan salah satu program dari sekolah anak saya, Fauzan. Diperuntukkan bagi kedua orang tua yang anaknya sekolah pada playgroup, TKIT, dan SDIT Harapan Ummat. Sebagai penyampai materi adalah drh. H. Hamy Wahjunianto, M.M. Presiden Direktur Kualita Pendidikan Indonesia. Sebagai oleh-oleh berikut ini saya sajikan.

Smart Student dipengaruhi oleh aqidah, ibadah, akhlak/karakter, study skill, study motivation, komunikasi dan teknologi informatika. Student Parent dipengaruhi oleh kekuatan spiritual, kekuatan cinta, kekuatan paradigma, dan kekuatan teladan. Kekuatan spiritual diwujudkan dengan cara sholat berjamaah, shadaqoh, puasa sunnah, qiyamul lail (sholat malam), dan doa. Kekuatan cinta diwujudkan dengan mengenali dan mencintai Allah, peluk dan dekap anak sepenuh jiwa, ungkapkan cinta kepada mereka, berikan apresiasi setiap ananda melakukan kebaikan, dan menjadi cheerleader untuk buah hati. Kekuatan teladan diwujudkan dengan teladan orang tua, environment yang mendukung, libatkan guru anak kita, awali sejak dini, demonstrasikan cinta Anda, atasi emosi Anda, dan niatkan dengan ikhlas.

Memahami Cara Belajar Anak
Tiga ciri anak: berpikir dengan cara melihat (visual), berpikir dengan cara mendengarkan (auditori), berpikir dengan cara meraba/menyentuh dan bergerak (kinestetik).

Ciri anak visual

  • Rapi dan teratur
  • Seringkali berbicara dengan cepat
  • Perencana jangka panjang
  • Mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar
  • Mengingat dengan asosiasi visual/gambar
  • Pembaca cepat dan tekun
  • Mampu melihat kata-kata dalam pikirannya
  • Lebih suka demonstrasi daripada berpidato
  • Lebih suka seni rupa daripada musik
  • Mencoret-coret tanpa arti waktu menelepon dan belajar
  • Sering bermasalah dalam mendapatkan instruksi verbal kecuali jika ditulis
  • Sering menjawab pertanyaan dengan ”ya” atau ”tidak”.

Mendampingi anak visual
1.    Berdiri tenang saat menyajikan segmen informasi, bergeraklah di antara segmen
2.    Dorong anak untuk menggambarkan informasi (mind mapping)
3.    Gunakan kertas tulis dengan tulisan berwarna daripada papan tulis
4.    Sebutkan frase-frase kunci atau garis besar pelajaran
5.    Gunakan bahasa ikon dalam presentasi
6.    Beri kode warna pada bahan dan media pembelajaran

Ciri anak auditori
  • Menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan ketika membaca
  • Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
  • Berbicara pada diri sendiri ketika belajar
  • Mudah terganggu oleh keributan
  • Merasa kesulitan dalam menulis cepat, tapi hebat dalam bercerita
  • Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada serta suara
  • Lebih suka musik daripada seni rupa
  • Belajar dengan mendengarkan (mengingat yang didiskusikan daripada yang dilihat)
  • Berbicara dalam irama yang berpola
  • Biasanya pembicara yang fasih
  • Suka berdiskusi (menjelaskan dengan panjang lebar)
  • Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya

Mendampingi anak auditori
1.    Gunakan variasi vokal (nada, kecepatan, dan volume) dalam presentasi
2.    Gunakan pengulangan terhadap konsep kunci dan petunjuk
3.    Mintalah anak memberitahukan teman di sebelahnya hal yang telah dipelajari
4.    Dorong anak untuk membuat jembatan keledai dengan konsep kunci
5.    Gunakan nasyid/lagu untuk kegiatan belajarnya

Ciri anak kinestetik
  • Berbicara dengan irama yang lambat
  • Terbiasa menyentuh orang lain untuk mendapatkan perhatiannya
  • Berdiri dekat-dekat ketika berbicara dengan seseorang
  • Berorientasi pada fisik dan banyak bergerak
  • Menanggapi perhatian fisik
  • Belajar dengan praktek
  • Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
  • Menggunakn jari untuk menunjuk ketika membaca
  • Banyak menggunakan isyarat tubuh
  • Tidak dapat duduk tenang untuk waktu yang lama
  • Membuat keputusan berdasarkan perasaan
  • Mengetuk-ketuk pena, jari, atau kaki saat mendengarkan
  • Menyukai permainan yang menyibukkan

Mendampingi anak kinestetik
1.    Berikan bimbingan dengan duduk di sebelahnya
2.    Ciptakan simulasi agar anak mengalaminya
3.    Gunakan alat bantu saat mengajar untuk menekankan konsep kunci
4.    Upayakan berbicara dengan setiap anak secara pribadi setiap harinya
5.    Ceritakan pengalaman pribadi Anda dalam belajar kepada anak
6.    Peragakan konsep (memberi kesempatan anak mempelajari langkah demi langkah)
7.    Izinkan anak berjalan-jalan saat belajar

Demikian, semoga bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentarnya

 

Label

kepegawaian (171) coretan (126) serba-serbi (86) saat kuliah (71) oase (68) pustaka (62) keluarga (58) tentang ngawi (58) hukum (49) peraturan (46) tentang madiun (37) album (26) konsultasi (20) tentang jogja (17)