Akankah Ada Dua Matahari Di Ngawi?

Jumat, 10 Desember 2010

Selama 3 hari berturut-turut pembaca Radar Madiun, terutama yang ada di Ngawi disuguhi artikel tentang pemimpinnya yang baru beberapa bulan lalu dilantik sebagai bupati dan wakil bupati. 125 Hari Merasakan Kepemimpinan Pasangan Bupati Ngawi Kanang-Ony, itulah topik utamanya. Ada beberapa catatan yang ingin saya sampaikan terutama berkaitan dengan tulisan yang ketiga.

Pertama, saya menganggap tulisan itu adalah sebuah opini. Sebuah opini merupakan pendapat dari seseorang yang dapat diperdebatkan oleh siapa saja. Opini ini dibuat oleh Mas Aris Sudanang. Seperti pada opini-opini Radar Madiun sebelumnya, opini ini pun merupakan karya wartawan Radar Madiun sendiri. Saya belum menemukan, paling tidak dalam 2-3 tahun terakhir Radar Madiun menyediakan ruang bagi masyarakat untuk menyampaikan opini. Saya berharap Radar Madiun memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berdialektika, bertukar gagasan, bertransaksi ide dan pemikiran tentang kondisi daerahnya. Selama ini opini-opini itu hanya diisi oleh kalangan internal saja. Namun secara tersirat pada penutup tulisan Mas Aris itu ada sedikit ruang untuk berpolemik.

Kedua, saya ingin mengkritisi tulisan seri ketiga tentang adanya ”2 matahari di Pemkab Ngawi”, yakni perseteruan antara Bupati Ngawi dengan Sekdanya. Sayang tulisan tersebut hanya berdasarkan pada rumor dan hal itu sendiri pun sudah jelas tertulis dalam artikel tersebut. Sulit dicari kebenaran jika sumbernya saja hanya kata orang meskipun katanya lagi bersumber dari salah satu kabag. Saya merasa tulisan itu mirip dengan berita gosip tentang artis. Saya geli kenapa sebuah artikel dengan dasar rumor dari orang yang tidak berkompeten bisa menghiasi sebuah media massa apalagi artikel itu berkaitan dengan sebuah pemerintahan. Namun tidak menjadi aneh karena yang menjadi penulisnya adalah General Manager Radar Madiun, istilahnya dialah Bupatinya Radar Madiun, sehingga hitam putihnya sebuah opini terserah pada selera pejabat top media massa. Lain halnya kalau yang menulis rumor hanyalah orang luar yang bukan awak media, belum tentu dimuat. Inilah kelebihan awak media, mempunyai sumber daya untuk mempengaruhi opini publik.

Ketiga, seperti sudah disampaikan oleh Mas Aris sendiri bahwa tidak ada asap tanpa api, demikian juga tentang perseteruan antara Bupati dan Sekda. Namun sayangnya ia tidak menyampaikan indikasi yang menunjukkan adanya perseteruan itu. Ia tidak menunjukkan di mana titik api itu. Misalnya saja ketidakhadiran Sekda dalam pelantikan pejabat struktural oleh Bupati di Kabupaten Madiun beberapa waktu lalu yang menjadi sorotan media lokal. Meskipun sebenarnya menurut saya ketidakhadiran Sekda bukan merupakan sebuah kewajiban sehingga tidak bisa dijadikan parameter sikap pembangkangan. Ketiadaan indikasi malah menjadikan masyarakat kecil bertanya-tanya atau menduga-duga saja, kira-kira apa ya penyebabnya. Jangan-jangan ini hanya salah satu strategi media massa saja yang melemparkan isu untuk melariskan dagangan.

Keempat, mempertentangkan posisi Bupati dan Sekda sebenarnya tidak pas. Keduanya sudah mempunyai porsi masing-masing dan diatur dalam perundang-undangan. Bupati merupakan jabatan politis yang diperoleh dengan cara pemilihan umum sedangkan Sekda merupakan jabatan karir yang diduduki oleh PNS yang telah memenuhi persyaratan tertentu. Sekda diangkat oleh Bupati, Sekda pun dapat diberhentikan oleh Bupati. Sekda merupakan bawahan Bupati. Sederhananya Sekda mengorbit pada Bupati. Jajaran PNS di bawah Sekda memang mengorbit pada Sekda karena mereka memang bawahan Sekda, namun mereka bersama-sama dengan Sekda mengorbit pada Bupati, karena Bupati merupakan kepala pemerintahan di daerah.

Kelima, menurut saya potensi untuk memunculkan isu dua matahari dalam pemerintahan daerah adalah keberadaan Wakil Bupati (wabup). Meskipun sering dianggap sebagai ban serep namun wabup tidak dapat diberhentikan oleh bupati, bahkan jika bupatinya berhalangan tetap maka secara otomatis wabupnya yang menggantikan sebagai bupati. Potensi konflik  akan muncul jika sang wabup sudah berniat untuk maju dalam pertarungan memperebutkan singgasana nomor satu sedangkan sang bupati berjuang mempertahankan kursinya dalam pilkada mendatang, apalagi jika keduanya berasal dari parpol yang berbeda. Biasanya pada separo periode pertama masih menjadi edisi bulan madu, namun pada separo sisanya persaingan pun mulai tampak. Inilah yang menurut saya potensi adanya 2 matahari. Jika ini yang terjadi maka jajaran birokrasi yang menjadi salah tingkah, mau mengorbit kepada siapa? Pripun menurut Panjenengan?
 
Kalau mau guyonan, sebenarnya memang ada dua matahari di Ngawi. Pertama matahari di atas kepala kita yang setiap pagi hingga petang menyinari bumi Ngawi dan bumi-bumi lainnya. Matahari yang kedua terletak di Desa Ngawi Purba, di Jalan Raya Ngawi-Cepu, tepatnya di sebelah timur puskesmas, yakni Universitas Matahari, eh Universitas Suryo.

4 komentar:

endri cahyo saputro mengatakan...

hmmm, dalem banget tulisannya om...

purwanto mengatakan...

ulasan yang lengkap kritis dan berbobot mas.... saya berharap mas Wuri mau berkontribusi dalam web yang sala kelola.. bisa e-mail via japri : purwanton(at)gmail.com. saya tunggu karya2 mas wuri...

wurianto saksomo mengatakan...

trimakasih pak pur atas kepercayannya...

Anonim mengatakan...

Mas,aku besar dan ortuku sp skr tingal di Ngawi.
Info yang aku dengar..mulai jaman bupati yang dulu sampai sekarang...apalgi yang sekarang ini ni...ngak ada prestasi sama sekali.kok bisa2 nya ya warga Ngawi itu milih lagi wakil bupati yang dulu nggk pernah ada terobosan apa2 malah sekarang dipilih lagi jadi Bupati.Mau jadi apa Ngawi itu...nggk maju2 sejak dulu.Mau jadi PNS aja harus bayar ratusan juta..mau kerja di Persh Swasta..di Ngawi nggk ada Persh Bonafide yang bisa memberikan remunersai yang menarik..paling banter lowongan kerja jadi Pelayan toko..yang gajinya pas2an.Seharusnya bupati harus piawai dalam menarik Investor yang mau mendirikan pabrik yang bonafide sehingga warga Ngawi nggk perlu harus Urban ke Kota lain dalam mencari pekerjaan,sehingga perekonomian di Ngawi bisa ada peningkatan.Gitu lho mas....
Aku lho mas..kl ngbrol ttg kab Ngawi bersama warga kota lain sampai ada yang bilang: Lho..Ngawi itu masih ada to..bukannya sudah dicoret dari peta?Kok nggk maju2 ya Ngawi ituy..Bupatinya ngapain aja sih..dari dulu kok gtu2 aja..nggk ada perkembangannya,punya progress nggk sih?dari dulu kok pancetttt..ae.
ini tantang buat Bupati yang baru...ada perkembangan nggk sampai masa jabatan berakhir.

Posting Komentar

Terima kasih atas komentarnya

 

Label

kepegawaian (171) coretan (126) serba-serbi (86) saat kuliah (71) oase (68) pustaka (62) keluarga (58) tentang ngawi (58) hukum (49) peraturan (46) tentang madiun (37) album (26) konsultasi (20) tentang jogja (17)