Selamat Hari Ibu

Rabu, 22 Desember 2010

Anak-anak saya sampai saat ini masih mempunyai kakek yang komplet, yakni bapak saya dan bapak  istri saya (mertua). Namun untuk nenek, mereka hanya tinggal punya satu yakni ibu saya. Ketiganya telah berusia lanjut, lebih dari 70 tahun. Ibu dari istri saya telah meninggal sebelum kami menikah, jadi saya sendiri pun belum pernah bertemu langsung dengan beliau. Beliau dipanggil Allah saat istri masih duduk di bangku kuliah. Sedangkan ibu saya sudah beberapa tahun ini menghabiskan kesehariannya di atas ranjang. Usianya yang sudah sepuh membuat fisiknya semakin melemah. Rasa gembiranya begitu dalam tatkala kami dan anak-anak datang berkunjung. Namun saat kami harus berpamitan kembali pulang berjatuhlah air matanya.

Kasih anak sepanjang galah, kasih ibu sepanjang masa, demikianlah pepatah mengatakan. Masih terekam dalam kenangan saat-saat saya masih kecil. Betapa besar jiwa pengorbanan seorang ibu kepada anak-anaknya. Di saat saya sakit, saat membutuhkan bimbingan, dan lain-lain. Maka sudah sepantasnyalah seorang anak berbhakti kepada orang tua, terutama kepada ibunya. Hal ini ditegaskan Rasulullah SAW dalam sebuah hadisnya yang berasal dari seorang pertanyaan kaum Muslimin. "Ya Rasulullah, siapakah orang yang harus aku hormati di dunia ini." Rasulullah menjawab: "Ibumu." Dia bertanya lagi, "Lalu siapa?" Rasulullah menjawab: "Ibumu." "Kemudian, siapa lagi ya Rasulullah?" tanya orang itu. Rasulullah menjawab: "Ibumu." Lalu, laki-laki menanyakan lagi; "Kemudian, setelah itu siapa ya Rasuullahl?" "Bapakmu," jawab Rasulullah SAW.

Dalam hadist yang berasal dari Abdullah bin ’Amru ra. ia berkata: Rasulullah saw
bersabda, "Keridhaan Tuhan berada pada keridhaan kedua orang tua, dan kemurkaan
Tuhan berada pada kemurkaan orang tua." (HR Al-Turmudzi).

Kira-kira sebulan yang lalu saat saya membeli sepatu futsal merek New Era di dalam bungkusnya terselip sebuah kertas pesan. Isinya berupa ajakan kepada kita untuk mengingat kebajikan orang tua dan ajakan untuk berbhakti kepadanya. Berikut isinya.

Di saat daku tua, bukan lagi diriku yang dulu. Maklumilah diriku, bersabarlah dalam menghadapiku. Di saat daku menumpahkan kuah sayuran di bajuku. Di saat daku tidak lagi mengingat cara mengikatkan tali sepatu. Ingatlah saat-saat bagaimana daku mengajarimu, membimbingmu untuk melakukannya.

Di saat daku dengan pikunnya mengulang terus-menerus ucapan yang membosankanmu. Bersabarlah mendengarkanku, jangan memotong ucapanku. Di masa kecilmu, daku harus mengulang dan mengulang terus sebuah cerita yang telah daku ceritakan ribuan kali, hingga dirimu terbuai dalam mimpi.

Di saat daku membutuhkanmu untuk memandikanku. Janganlah menyalahkanku. Ingatlah di masa kecilmu, bagaimana daku dengan berbagai cara membujukmu untuk mandi?

Di saat daku kebingungan menghadapi hal-hal baru dan teknologi modern. Janganlah menertawaiku. Renungkanlah bagaimana daku dengan sabarnya menjawab setiap ”mengapa” yang engkau ajukan di saat itu.

Di saat kedua kakiku terlalu lemah untuk berjalan. Ulurkanlah tanganmu yang muda dan kuat untuk memapahku. Bagaimana di masa kecilmu daku menuntunmu melangkahkan kaki untuk belajar berjalan.

Di saat daku melupakan topik pembicaraan kita. Berilah sedikit waktu padaku untuk mengingatnya. Sebenarnya, topik pembicaraan bukanlah hal yang penting bagiku, asalkan engkau berada di sisiku untuk mendengarkanku, daku telah bahagia.

Di saat engkau melihat diriku menua, janganlah bersedih. Maklumilah diriku, dukunglah daku, bagaikan daku terhadapmu di saat engkau mulai belajar tentang kehidupan.

Dulu daku menuntunmu menapaki jalan kehidupan ini, kini temanilah daku hingga akhir jalan hidupku. Berilah daku cinta kasih dan kesabaranmu. Daku akan menerimanya dengan senyuman penuh syukur. Di dalam senyumku ini, tertanam kasihku yang tak terhingga padamu.

Selanjutnya pada hari ini saya sampaikan,”Selamat Hari Ibu...”

2 komentar:

endri cahyo saputro mengatakan...

wah, dalem banget tulisannya....

dekatdihati mengatakan...

jeruuuuuuuuuuuu

Posting Komentar

Terima kasih atas komentarnya

 

Label

kepegawaian (171) coretan (126) serba-serbi (86) saat kuliah (71) oase (68) pustaka (62) keluarga (58) tentang ngawi (58) hukum (49) peraturan (46) tentang madiun (37) album (26) konsultasi (20) tentang jogja (17)