Gaji Online

Kamis, 12 Mei 2011

askes.org
Hari ini mulai dibagikan KPE alias Kartu Pegawai Elektronik. KPE ini bersifat multiguna, selain sebagai kartu identitas juga bisa menjadi kartu ATM. Bank yang digandeng oleh BKN adalah Bank Jatim. Beberapa tahun silam seluruh pegawai diperintahkan untuk membuka rekening di Bank Jatim. Cukup dengan modal awal sejumlah 100 ribu rupiah, jadilah buku rekening itu. Selanjutnya para pegawai diperintahkan untuk mengikuti sesi pemotretan. Foto hasil pemotretan tersebut yang akan dimasukkan dalam KPE.

Saya kurang tahu bagaimana ceritanya sehingga Bank Jatim yang digandeng sebagai mitra BKN, terutama dalam penerbitan KPE di Jawa Timur. Barangkali karena pemda-pemda di Jatim punya saham di Bank Jatim, mungkin kali ya. Kalau saja tak ada perintah membuka rekening, mungkin saya tidak menjadi nasabah Bank Jatim, hehehe...Lha wong kartu ATM saya saja sudah dua buah kok. Kalau ketambahan kartu lagi bisa tebal dong dompet saya. Tebal dompetnya saja, bukan duitnya. Belum lagi iuran tiap bulan karena mempunyai kartu ATM, bisa menguras tenaga, eh kantong.

Wacana ke depan, kabarnya gaji pegawai tiap bulan nantinya tidak diterima secara manual melalui bendahara kantor seperti selama ini. Dengan adanya KPE yang sekaligus sebagai kartu ATM, maka gaji pegawai tinggal ditransfer lewat rekening. Kayak pegawai negeri pusat dan pegawai swasta.

Di daerah tentu saja penerimaan gaji secara online ini terbilang baru. Padahal tak jarang yang belum mempunyai kartu ATM sebelumnya, alih-alih menggunakannya. Banyak pertanyaan yang menggelayut di kepala. Ada yang skeptis, merasa repot dan rugi. Antrian akan panjang karena semua pegawai akan mengambil gaji di mesin ATM yang jumlahnya tak seberapa banyak itu. Bisa juga sih diambil di kantor bank, namun harus berbarengan dengan pensiunan dan masyarakat umum. Belum lagi jika punya tanggungan tagihan utang yang biasanya otomatis dipotong oleh bendahara, bagaimana teknisnya dengan sistem baru.

Namun tak sedikit yang optimis. Sudah saatnya di jaman sekarang ini pengambilan gaji menggunakan teknologi modern. Memang awalnya susah karena belum terbiasa, namun lama-kelamaan akan terbiasa.

Yang paling penting, sebelum wacana itu diterapkan ada yang perlu dipersiapkan, yakni penyediaan infrastruktur. Untuk menghindari menumpuknya orang yang mengambil gaji di kantor bank, alangkan baiknya Bank Jatim menambah jumlah mesin ATM-nya, paling tidak satu kecamatan satu ATM (itu pun sebenarnya masih sangat kurang, kalau bisa satu kecamatan 50 ATM). Yang saya ketahui saat ini Bank Jatim baru menyediakan 2 mesin ATM, satu di dekat kantor cabang bank dan satunya di dekat kantor pemda.

Selain itu mesin ATM juga harus benar-benar berfungsi dengan baik. Jangan sampai pegawai kecil saat mengambil gaji di ATM ternyata gagal, namun celakanya transaksi itu dianggap berhasil oleh sistem. Saya pernah mengalaminya dan itu membutuhkan waktu sekitar 2 minggu untuk memulihkan kembalinya uang ke saldo seperti semula. Itu pun setelah beberapa kali komplain dan menulis surat pembaca di koran.

Kalau Anda perhatikan, setiap minggu pasti ada orang yang mengadukan permasalahan dengan bank di surat pembaca pada media. Baik itu permasalahan kartu kredit, tagihan, termasuk uang yang tak keluar di mesin ATM meskipun saldo berkurang. Media pun masih sering memberitakan pembobolan dana di bank.

Mudah-mudahan pemangku kepentingan memang sudah punya program jitu sehingga tidak timbul permasalahan di kemudian hari. Di daerah saya saja ada sekitar 14 ribu PNS yang tiap tanggal satu menerima gaji. Mudah-mudahan saja tidak ada error pada mesin ATM dengan banyaknya orang yang memanfaatkannya dalam waktu satu hari. Saya bukannya tidak mendukung kemajuan teknologi. Namun pengalaman tidak menyenangkan saat menggunakan ATM pasti pernah menimbulkan trauma. Alhamdulillah sampai sekarang saya masih menggunakan ATM dan tidak mengalami gangguan lagi.

Sebagai catatan, jikalau program penggajian online ini tidak terealisasi, pihak bank sudah meraup keuntungan yang lumayan lho. 14 ribu PNS dikalikan uang Rp 100 ribu (setoran awal pembukaan rekening) maka akan ketemu angka Rp 1.400.000.000 (baca satu milyar empat ratus juta rupiah). Sejumlah uang yang menggiurkan. Itu pun baru satu daerah.
 

2 komentar:

Anonim mengatakan...

seharusnya jumlah ATM harus ditingkatkan, pengalaman mbah wktu di bandung, dulu gaji sdh masuk atm, tiap tanggal 1, ATM se-jatinangor dan sekitarnya rusak, padahal jumlah pegawai yg mengambil gaji hanya sekitar 4000-an orng, n jumlah ATM se-jatinangor n sekitarnya cukup banyak hampir ada 20 unit ATM.

lha ini 14.000 orang, jumlah ATM hanya 2??? apa yg akan terjadi, time will tell lahh...he..he...


*pertanyaan iseng, knapa ga gandeng BRI aja ya yg notabene secara infrastruktur sdh siap dan mesin ATM sdh menjangkau smpai tiap kecamatan??

angin mengatakan...

pak dhe karwo sudah dilobi sama pimpinan bank jatim sih. bank bri kalah start.

Posting Komentar

Terima kasih atas komentarnya

 

Label

kepegawaian (171) coretan (126) serba-serbi (86) saat kuliah (71) oase (68) pustaka (62) keluarga (58) tentang ngawi (58) hukum (49) peraturan (46) tentang madiun (37) album (26) konsultasi (20) tentang jogja (17)