Sumber Kencono, Sumber Bencono

Rabu, 29 September 2010

Data mencengangkan dikeluarkan Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Jatim tentang kejadian kecelakaan yang melibatkan bus Sumber Kencono (SK). Dalam kurun 2 tahun, bus ini mengalami kecelakaan sebanyak 61 kali, hingga mengakibatkan 32 nyawa melayang. Dari daerah yang dilintasi bus Sumber Kencono, paling banyak tabrakannya di daerah Kabupaten Ngawi. Pada tahun 2009 di Ngawi, Sumber Kencono terlibat tabrakan sebanyak 14 kali yang mengakibatkan 46 orang korban. Dari 46 korban itu, 9 orang tewas, 16 orang luka berat dan 21 orang luka ringan. Sedangkan pada tahun 2010 sebanyak 10 kali kejadian, yang menimbulkan korban 15 orang, diantaranya 3 orang tewas, 6 orang luka berat dan 6 orang luka ringan.
Hari minggu pagi, dua hari pasca lebaran saya melihat berita berjalan yang ditayangkan di salah satu stasiun televisi. Isinya menyebutkan ada sebuah bus jurusan Surabaya-Yogyakarta yang dibakar massa di Ngawi karena menabrak pengendara motor hingga tewas. Kejadiannya pada hari Sabtu sore tanggal 11 September 2010. Pikiran saya langsung  tertuju pada Sumber Kencono. Dan dugaan saya benar. Esoknya saat membaca berita di koran Sumber Kencono menabrak pengendara motor hingga tewas di daerah Klitik, Geneng, Ngawi. Karena marah akhirnya massa membakar bus tersebut, apalagi korbannya juga warga setempat.
Bus Sumber Kencono selama ini memang dikenal ugal-ugalan. Data yang tercantum di atas adalah data resmi yang sempat tercatat, sedangkan data tentang ugal-ugalannya Sumber Kencono di jalanan yang tidak tercatat tentunya lebih banyak lagi. Mulai dari menyerempet kendaraan lain, memepet kendaraan lain, melanggar rambu lalu lintas, menurunkan penumpang dengan seenaknya, ngebut, dan lain-lain.
Beberapa hari menjelang ramadan saya dan anak sulung saya pergi ke Madiun naik bus. Kebetulan busnya adalah Sumber Kencono. Baliknya ke Ngawi kebetulan  memakai bus Sumber Kencono juga. Saat hendak turun di tempat tujuan, yakni terminal lama, saya disuruh segera cepat-cepat turun. Dengan kondisi menggendong anak saya yang masih kecil dan membawa tas ransel saya pun turun. Namun bus tidak mau berhenti. Ia masih tetap berjalan meskipun ada penumpang yang turun. Akhirnya saya pun hampir jatuh beserta anak saya.
Tak hanya itu. Saat ramadan saya naik motor ke Widodaren, ke rumah mertua. Di jalanan pun Sumber Kencono seolah menunjukkan dirinyalah penguasa. Saat menyalip kendaraan di depan ia tidak peduli dengan adanya motor-motor yang ada di lawan arah. Akhirnya motor-motor di depan saya, termasuk saya mengalah turun hingga keluar aspal. Untung ketinggian antara jalan aspal dengan tanah di pinggirnya rata, jadi tidak sampai jatuh. Saya pernah melihat ada pengendara motor yang jatuh terguling akibat tingginya jalan aspal dengan tanah.
Sebenarnya saya sejak lama menjadi pengguna bus Sumber Kencono. Bertahun-tahun saya kuliah di Jogja mengharuskan saya menjadi salah satu penumpangnya. Sejujurnya kalau boleh memilih, saya akan cenderung memilih bus Mira. Sama dengan Sumber Kencono, Mira pun melayani rute Surabaya-Jogja. Namun seringnya saya mendapatkan Sumber Kencono. Barangkali jumlah armadanya lebih banyak. Saya akui laju Sumber Kencono memang kencang, sehingga sebagian penumpang merasa senang karena lekas sampai di tujuan. Namun tidak sedikit yang was-was, takut terkena kecelakaan di jalanan.
Peristiwa dibakarnya bus Sumber Kencono merupakan wujud akumulasi kekesalan masyarakat terhadap sikap ugal-ugalan bus Sumber Kencono. Baru saja Bupati Ngawi mengeluarkan slogan ”Ngawi Ramah”. Dengan adanya peristiwa ini slogan tersebut berubah menjadi ”Ngawi Marah”.
Banyak yang menuntut agar manajemen bus Sumber Kencono dibenahi. Banyak juga yang menuntut agar bus Sumber Kencono dicabut trayeknya. Di forum diskusi via internet, masyarakat juga menyoroti kinerja aparat kepolisian. Sudah seringnya terjadi kecelakaan yang melibatkan Sumber Kencono, namun kasusnya menghilang. Kalaupun sang sopir ditahan nanti juga akan dibebaskan oleh pemilik Sumber Kencono dengan tebusan uang. Ada juga yang menuduh oknum aparat disuap sehingga keberadaan Sumber Kencono aman-aman saja jika melanggar lalu lintas. Wallahu ’alam. Semoga lekas berbenah, semoga semakin baik.

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentarnya

 

Label

kepegawaian (171) coretan (126) serba-serbi (86) saat kuliah (71) oase (68) pustaka (62) keluarga (58) tentang ngawi (58) hukum (49) peraturan (46) tentang madiun (37) album (26) konsultasi (20) tentang jogja (17)