Jaburan

Jumat, 26 Agustus 2011

Tiap hari selama bulan Ramadan anak-anak saya ikut berbuka puasa di masjid. Meskipun belum puasa secara penuh mereka amat antusias untuk datang ke masjid sore hari selepas asar. Seusai mengaji mereka menerima takjil yang disediakan oleh warga secara bergiliran. Bahkan si kecil pun tak ketinggalan ikut kakak-kakaknya. Usia belum genap 2 tahun, berjalan saja masih tertatih, tapi senangnya manjat pagar atau motor. Dengan jilbab, wajah mungilnya terlihat lucu, menggemaskan. Masjid kompleks kami cukup dekat dari rumah, sekitar 20 meter.

Saat kecil saya tidak menikmati apa yang kini dinikmati anak-anak saya. Rumah di Madiun relatif jauh dari masjid. Masjid paling dekat dari Jalan Sarean adalah Masjid Taman. Untuk menuju ke sana harus melewati kompleks pekuburan yang sangat luas, terluas sekota Madiun. Tapi untunglah di dekat kompleks pekuburan itu ada mushola kecil, kami menyebutnya langgar. Tapi tetap saja masih terasa jauh bagi kaki kecil saya dan teman-teman sepermainan. Saat itu belum ada TPA, seingat saya juga belum ada kebiasaan buka bersama di langgar apalagi yang gratisan.

Menginjak usia sekolah barulah saya merasakan buka bersama. Seringnya saya ke masjid di kompleks Pasar Sleko. Kebetulan teman saya banyak yang orangtuanya berdagang di pasar dan sekitarnya. Kadang-kadang bersama teman lain buka bersama di Masjid Taman dan langgar.

Saat kuliah di Jogja jadwal buka bersama semakin banyak, maksudnya banyak alternatif untuk mendatanginya. Hampir masjid dan mushola di kampus dan sekitarnya menawarkan buka bersama, tentu saja itu semua gratis. Wah lumayan nih, terutama bagi kami yang anak kos-kosan. Ngirit ongkos, sekaligus program perbaikan gizi, soalnya menunya bergizi dan bervariasi.

Di desa istri saya, di daerah Banyubiru (tepatnya di Tempurejo) ada istilah jaburan. Intinya sama yakni memberikan makanan. Pelaksanaan jaburan ini tidak pas berbuka puasa atau waktu Maghrib, namun justru setelah pelaksanaan tarawih. Saya awalnya heran, seusai sholat di samping saya sudah ada makanan. Wah rejeki memang datang dari tempat yang tak disangka-sangka... hehehe... Apalagi anak saya yang sholat dekat mbah kungnya, girang bukan main. Meski sederhana khas jajanan ndeso, tetap terasa nikmat. Apapun itu tetap disyukuri.

“Barang siapa memberi buka puasa pada orang yang berpuasa maka baginya semisal pahala mereka tanpa mengurangi sedikit pun dari pahala mereka.” (HR Tirmidzi)

”Dalam bulan biasa, pahala setiap kebajikan dilipatgandakan 10 kali lipat, namun dalam bulan Ramadhan pahala amalan wajib dilipatgandakan 70 kali lipat dan amalan yang sunah disamakan dengan pahala amalan wajib di luar Ramadhan.” (HR Muslim).

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentarnya

 

Label

kepegawaian (171) coretan (126) serba-serbi (86) saat kuliah (71) oase (68) pustaka (62) keluarga (58) tentang ngawi (58) hukum (49) peraturan (46) tentang madiun (37) album (26) konsultasi (20) tentang jogja (17)