Tak terasa sudah 5 tahun kami mengarungi bahtera rumah tangga. Suka duka kami lewati bersama. Tak terasa pula ternyata kami sudah dikaruniai 3 putra putri. Kami menikah seminggu menjelang bulan puasa tahun 2005. Tepatnya tanggal 25 September. Saat itu saya masih berstatus Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Gaji pun belum utuh, masih 80%. Istri menjadi guru bantu (honorer) di MTs swasta. Alhamdulillah pernikahan itu pun terwujud, tanpa diawali proses pacaran terlebih dahulu. Kami menjalani proses ta’aruf satu kali. Kemudian saya pun mengkhitbah dia. Antara ta’aruf (perkenalan) hingga pernikahan ada waktu kira-kira satu bulan.
Tiap tahun tidak ada ritual khusus memperingati hari pernikahan kami. Bahkan seringnya saya yang lupa. Tanggal 25 ini pun posisi saya ada di Malang, karena kebetulan saya ada acara di sana. Sedangkan istri dan anak-anak seminggu ini di Madiun. Bapak saya diopname di RSI, sedangkan ibu yang yang sudah sepuh perlu ada yang merawatnya.
Malam hari menjelang isya’ saya baru sampai rumah. Setelah mandi, sholat, dan istirahat sebentar saya ajak istri dan anak-anak keluar rumah. Kebetulan hujan baru saja reda. Tujuan kami adalah warung pecel lesehan di pinggir Jalan Cokroaminoto, tak jauh dari rumah saya yang ada di Jalan Sarean. 5 menit jalan kaki pun akhirnya kami sampai. Saya ingin merasakan pacaran dengan istri. Saya ingin merasakan kencan malam minggu (yang katanya malam yang panjang), meskipun sambil menggendong dan menggandeng anak-anak.
Nikmatnya pacaran pasca nikah, serasa nikmatnya nasi pecel moro seneng.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentarnya