Hingar bingar berita
dan perbincangan di media tentang pegawai pemerintah yang kaya raya.
Apalagi mereka masih muda, sebagai PNS dengan Golongan III. Gaji pokok
tiap bulan tak sampai 3 juta. Namun hebatnya uang di rekening mencapai
milyaran rupiah. Banyak yang menuding bahwa kekayaan itu didapatkan
dari cara yang tidak benar. Tak salah memang jika banyak orang curiga.
Kategori
yang saya baca hampir menyerempet diri saya. Saya juga PNS, bergolongan
III/b, usia masih muda. Tapi akhirnya nafas berhembus lega, yang
dicurigai yang punya rekening gendut, sedangkan saldo di rekening tak
sampai 5 juta. Rekening saya tergolong ramping, sekurus tubuh
pemiliknya. Namun demikian, entah yang gembrot, entah yang langsing,
ulah segelintir pegawai yang (mungkin) menyalahgunakan kepercayaan
membuat semua pegawai terkena getahnya.
Salahkah PNS
muda kaya raya? Sulit untuk menjawabnya, karena masyarakat sudah
tendesius terlebih dahulu dengan yang namanya PNS. Malas,
ongkang-ongkang kaki, jam kerja kayak karet, disiplin rendah, makan
gaji buta, tak ada pekerjaan di kantor, dan sebagainya menghinggapi
benak di hampir setiap orang tatkala menggambarkan PNS. Sudah begitu
kenapa bisa kaya ya.
Ada beberapa kemungkinan
bagaimana caranya PNS muda mendapatkan harta yang melimpah hingga
milyaran rupiah. Berikut ini jawabanya.
Pertama, sudah
bekerja terlebih dahulu sebelum menjadi PNS. Ia, sebelum melamar
menjadi PNS, ternyata telah mempunyai pekerjaan yang termasuk bonafit.
Bekerja pada perusahaan asing atau bekerja di luar negeri. Gaji dibayar
dalam bentuk mata uang asing yang bila di-kurs-kan dalam bentuk rupiah
nilainya setinggi langit.
Kedua, memang sudah kaya
duluan. Misalnya saja ia awalnya adalah pengusaha. Dari usahanya itu ia
pun mempunyai pendapatan yang banyak, sebagian ditabung, sebagian lagi
diinvestasikan dalam bentuk tanah, rumah, saham, mobil, dan emas.
Alhasil kekayaannya bisa jadi mencapai angka milyaran rupiah. Lalu ia
ikut tes pegawai negeri dan ternyata diterima.
Ketiga,
warisan orang tua. Karena orangtuanya kaya raya maka setelah meningga
dunia maka ia mendapatkan warisan harta yang melimpah ruah, apalagi
kalau ia anak tunggal. Baik sebelum menjadi PNS maupun pada saat
menjadi PNS, kalau ia berada pada kondisi ini maka wajar saja jika
rekeningnya gendut.
Keempat, mendapatkan hadiah.
Karena PNS gajinya terbatas maka ia mencoba peruntungan dengan
mengikuti undian atau sayembara. Dan tiba-tiba ia beruntung mendapatkan
hadiah undian dari sebuah bank tempat ia menabung sebesar milyaran
rupiah. Ah, rejeki orang kan siapa yang menyangka.
Kelima,
dengan cara-cara yang kotor. Maksudnya bukan bekerja di tempat sampah
kayak pemulung, tapi dengan cara-cara yang tak benar. Misalnya korupsi,
mencuri, manipulasi, pungli, memeras, njambret, nodong, ngrampok,
nyopet. Bisa salah satu alternatif, atau perpaduan alternatif, atau
semua alternatif dilakoni.
So, PNS muda dengan
golongan III, baru beberapa tahun bekerja, apalagi belum punya jabatan
struktural, punya rekening gembrot milyaran rupiah, memang layak
ditelusuri dari mana didapatkan kekayaannnya itu. Kalau mau adil tak
cuma itu. Bahkan meskipun ia PNS tua, dengan golongan IV, sudah puluhan
tahun bekerja, punya jabatan struktural,dan punya rekening gembrot pun
masih layak untuk ditelusuri dari mana kekayaannya didapatkan.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentarnya