Tidak ada yang menyangka jika saya pernah main band dan tampil di panggung di hadapan ratusan penonton. Pengalaman ini terjadi saat saya masih berseragam putih abu-abu. Ya, saat itu masih di bangku SMA, tepatnya kelas tiga, sekitar 15 tahun yang lalu. Tampil dalam rangka hari ulang tahun SMA 3 Madiun. Momennya dinamakan SISO CUP. Dalam ajang itu beraneka ragam seni dan pertunjukan ditampilkan para murid. Dari yang tradisional hingga modern. Ada musik, nyanyi, menari, disco, teater, peragaan busana, dan lain-lain. Biasanya pentas seni ini merupakan puncak acara dari serangkaian acara sebelumnya, yakni lomba-lomba. Sehingga sekaligus dalam acara itu pula diumumkan juara berbagai lomba.
Saya masih ingat acara itu dilangsungkan pada tanggal 17 Agustus 1996, hari Sabtu. Saat itu SMA 3 masih dibagi dalam 2 lokasi, yakni di Jalan Suhud Nosingo (sekolah timur) dan Jalan HA Salim (sekolah barat). Sekarang kedua lokasi itu sudah ditinggalkan dan SMA 3 telah menempati lokasi baru di Ring Road sebagai Rintisan Sekolah Internasional. Setelah mengikuti upacara hari kemerdekaan di sekolah timur, para murid berbondong-bondong ke sekolah barat yang berjarak sekitar 5 km, karena pertunjukan diadakan di sana. Panggung telah tersedia di aula, tinggal memasang asesoris.
Adakah kebanggaan? Sedikit sekali, namun yang jelas ada rasa senang. Tapi sejujurnya ada rasa malu juga, karena kemampuan memainkan alat musik saya tidak begitu bagus, yah bernilai rata-rata-lah. Saya, atau tepatnya kami berlima main band. Saya pegang gitar bas. Teman saya yang lain adalah Hamid sebagai vocalis, Yohanes sebagai melodi, Santo sebagai drummer, dan Toni sebagai keyboard. Kami semua kebetulan aktif di kegiatan kepramukaan.
Saya masih ingat acara itu dilangsungkan pada tanggal 17 Agustus 1996, hari Sabtu. Saat itu SMA 3 masih dibagi dalam 2 lokasi, yakni di Jalan Suhud Nosingo (sekolah timur) dan Jalan HA Salim (sekolah barat). Sekarang kedua lokasi itu sudah ditinggalkan dan SMA 3 telah menempati lokasi baru di Ring Road sebagai Rintisan Sekolah Internasional. Setelah mengikuti upacara hari kemerdekaan di sekolah timur, para murid berbondong-bondong ke sekolah barat yang berjarak sekitar 5 km, karena pertunjukan diadakan di sana. Panggung telah tersedia di aula, tinggal memasang asesoris.
Adakah kebanggaan? Sedikit sekali, namun yang jelas ada rasa senang. Tapi sejujurnya ada rasa malu juga, karena kemampuan memainkan alat musik saya tidak begitu bagus, yah bernilai rata-rata-lah. Saya, atau tepatnya kami berlima main band. Saya pegang gitar bas. Teman saya yang lain adalah Hamid sebagai vocalis, Yohanes sebagai melodi, Santo sebagai drummer, dan Toni sebagai keyboard. Kami semua kebetulan aktif di kegiatan kepramukaan.
Dalam acara-acara pramuka, terutama saat kemah, kami sering bernyanyi bersama. Seringnya berinteraksi membuat kami semakin kompak. Malam minggu pun kami habiskan di sanggar Pramuka sekolahan untuk bermain musik atau begadang di pos kamling sambil bergitar ria. Sedangkan pihak sekolah memberi kesempatan kepada para murid untuk menggunakan alat musik komplet hanya di Hari Sabtu sore. Kadang jika pas sekolah pulang pagi, kami menyewa studio musik di Nambangan. Tidak ada yang melatih, semua mengalir begitu saja. Jangan ditanya kualitas, yang penting asal bunyi, enak didengar (menurut kami).
Jadilah hari H itu kami naik panggung. Ada 2 lagu yang kami tampilkan, yakni Thats Way-nya Michael Learns To Rock, grub band pop asal Denmark dan Ku Berkhayal-nya Five Minutes, grub band asal Bandung yang jika tampil selalu mengenakan sarung. Kedua lagu itu tidak kami tampilkan berurutan. Setelah satu lagu selesai kami mainkan maka giliran pertunjukan lain, berikutnya setelah beberapa penampilan lain kami tampil lagi untuk yang kedua kalinya.
Hamid sekarang telah menjadi guru komputer di SMP Jiwan, Madiun. Sempat menjadi guru honorer di beberapa sekolah hingga akhirnya ia lulus tes CPNS. Hingga sekarang vokalis kami ini belum berkeluarga. Santo yang lulusan Teknik Kelautan ITS, kerja di Bank Danamon Madiun, namun tinggal bersama anak istrinya di Jombang. Sebelumnya ia pernah di Citi Bank Surabaya. Saya pernah menginap di kosnya di Mulyorejo saat saya mendapat panggilan tes kerja PT Bogasari dan PLN. Yohanes selepas sekolah melanjutkan studi akademi di Bogor dan kini bekerja di lembaga pembiayaan di kota yang sama. Semenjak lulus SMA hingga kini saya belum pernah ketemu lagi dengannya, kecuali via facebook. Sedangkan Toni melanjutkan kuliah ke ITN Malang, terakhir ketemu sekitar 10 tahun yang lalu, katanya bekerja di pedalaman Kalimantan.
Sitting here all alone in the middle of nowhere
Don't know which way to go
There is so much to say now between us
There ain't so much for you
There ain't so much for me anymore
Jadilah hari H itu kami naik panggung. Ada 2 lagu yang kami tampilkan, yakni Thats Way-nya Michael Learns To Rock, grub band pop asal Denmark dan Ku Berkhayal-nya Five Minutes, grub band asal Bandung yang jika tampil selalu mengenakan sarung. Kedua lagu itu tidak kami tampilkan berurutan. Setelah satu lagu selesai kami mainkan maka giliran pertunjukan lain, berikutnya setelah beberapa penampilan lain kami tampil lagi untuk yang kedua kalinya.
Hamid sekarang telah menjadi guru komputer di SMP Jiwan, Madiun. Sempat menjadi guru honorer di beberapa sekolah hingga akhirnya ia lulus tes CPNS. Hingga sekarang vokalis kami ini belum berkeluarga. Santo yang lulusan Teknik Kelautan ITS, kerja di Bank Danamon Madiun, namun tinggal bersama anak istrinya di Jombang. Sebelumnya ia pernah di Citi Bank Surabaya. Saya pernah menginap di kosnya di Mulyorejo saat saya mendapat panggilan tes kerja PT Bogasari dan PLN. Yohanes selepas sekolah melanjutkan studi akademi di Bogor dan kini bekerja di lembaga pembiayaan di kota yang sama. Semenjak lulus SMA hingga kini saya belum pernah ketemu lagi dengannya, kecuali via facebook. Sedangkan Toni melanjutkan kuliah ke ITN Malang, terakhir ketemu sekitar 10 tahun yang lalu, katanya bekerja di pedalaman Kalimantan.
Sitting here all alone in the middle of nowhere
Don't know which way to go
There is so much to say now between us
There ain't so much for you
There ain't so much for me anymore
4 komentar:
iya nggak nyangka, pak wuri saat sma pernah ngeband juga.
sudah lama tak ketemu mas wuri, pernah ketemu pas di kuliah, rambutnya sempat gondrong, meski gk panjang2 amat. sukses mas...
wah..wahh... mantab nih mas...
aq dulu jg ngeband pas sisocup tapi udah di sekolah jalan suhud nosingo..
ternyata mau maen musik juga..he..he... :mrgreen:
Mantap Kang gayane...
Jadul abis... Diriku belum sempat naik panggung..
Cuma baru tahap latihan di gudang alat musik...^_^
Posting Komentar
Terima kasih atas komentarnya