indomigas.com |
Apa perasaan Anda jika listrik di rumah Anda sering mati? Jengkel. Tentu. Mau marah, marah sama siapa. Sama PLN? Meskipun marah kita belum bisa beranjak pergi meninggalkannya karena ia-lah pemegang monopoli perlistrikan di negeri tercinta ini. Kalau urusannya persaingan kompetisi antar perusahaan, tentunya masyarakat lebih cenderung memilih perusahaan pemberi listrik yang tak sering mati.
Banyak orang merasa dirugikan, tanpa tahu harus kemana mencari ganti rugi. Celakanya kalau listrik mati pas malam hari. Jalanan gelap gulita, toko-toko kehilangan konsumen, usaha percetakan dan foto copy mandeg, anak sekolah kesulitan belajar dan mengerjakan PR, balita rewel menangis kepanasan, garong-garong tersenyum girang, ancaman kebakaran menanti. Masyarakat dikenai denda jika lalai membayar tagihan, namun jika perusahaan yang lalai, sebaiknya diam saja, capek mengurusnya.
Sudah tak terhitung berapa kali listrik di perumahan saya mati pada tahun ini. Namun paling tidak seminggu terakhir ini sepertinya telah tiga kali mengalami pemadaman. Padahal waktu itu tidak sedang hujan deras atau ada angin ribut. Saya juga tidak mendengar atau membaca pengumuman jadwal pemadaman dari PLN. Mungkin pengumumannya ditempel di kantornya. Entahlah.
Yang lebih parah pas hari Jumat itu. Saat saya di kantor, listrik padam sejak pagi hingga menjelang shola Jumat. Praktis aktivitas kantor hampir lumpuh. Kami tidak sempat mengantisipasinya sebab memang benar-benar tak tahu jika ada pemadaman. Saat pulang kantor sore harinya, eh ganti listrik di perumahan saya yang terkena pemadaman. Sore hingga petang. Kami tak tahu hingga kapan pemadaman seperti ini akan terjadi lagi. Mungkin esok, lusa, atau di kemudian hari.
Bagaimana PLN?
1 komentar:
saat ini memang listrik sudah menjadi candu yang membuat banyak orang mengalami ketergantungan pada nya
Posting Komentar
Terima kasih atas komentarnya