Selama ini media dan masyarakat lebih sering menyoroti kunjungan kerja anggota dewan yang ada di pusat. Jarang bahkan hampir tidak pernah kunker anggota dewan yang ada di daerah dikecam. Paling tidak itu yang saya perhatikan di daerah saya. Media, kalaupun memberitakannya, hanya sekedar informasi belaka namun jarang ada catatan kritisnya. Ada sih wartawan yang menulis opini, tapi jumlahnya sedikit. LSM, yang mestinya berteriak lantang, juga sama saja, diam seribu bahasa.
Kunker dewan, dengan alasan seribu macam seperti peningkatan kapasitas, studi banding, konsultasi, dan lain-lain memang harus dikritisi. Saya tidak sampai pada tahap mengharamkan. Proporsional saja. Kini, dengan kemajuan ilmu dan teknologi, jauhnya jarak tidak menjadi kendala untuk berkomunikasi dan mencari informasi dengan pihak lain. Kemajuan daerah lain memang bagus untuk dicontoh, namun apakah mengadopsi ilmunya itu harus dengan berkunjung secara fisik ke sana. Bisa iya dan bisa tidak. Tapi sebenarnya kalau bisa dengan mengandalkan teknologi tanpa harus berkunjung, bukankah ini lebih efektif dan efisien. Internet sekarang bukan hal yang aneh lagi. Dan saya tak percaya kalau anggota dewan terhormat tak bisa menggunakan internet. Berapa rupiah anggaran yang bisa dihemat.
Kunker dewan, dengan alasan seribu macam seperti peningkatan kapasitas, studi banding, konsultasi, dan lain-lain memang harus dikritisi. Saya tidak sampai pada tahap mengharamkan. Proporsional saja. Kini, dengan kemajuan ilmu dan teknologi, jauhnya jarak tidak menjadi kendala untuk berkomunikasi dan mencari informasi dengan pihak lain. Kemajuan daerah lain memang bagus untuk dicontoh, namun apakah mengadopsi ilmunya itu harus dengan berkunjung secara fisik ke sana. Bisa iya dan bisa tidak. Tapi sebenarnya kalau bisa dengan mengandalkan teknologi tanpa harus berkunjung, bukankah ini lebih efektif dan efisien. Internet sekarang bukan hal yang aneh lagi. Dan saya tak percaya kalau anggota dewan terhormat tak bisa menggunakan internet. Berapa rupiah anggaran yang bisa dihemat.