Tidak ada hingar bingar, tidak ada suara musik happy birthday, tidak ada jamuan makan-makan, tidak ada pesta sebagaimana para selebritis, tidak ada yang berubah, walaupun hari itu adalah Milad Keenam KAMMI. Bahkan di buku pesan Komsat UGM pun sama sekali tidak ada ucapan selamat, sebagaimana nyaris kurang pedulinya kader KAMMI terhadap aktivitas gerakan dakwah yang berusia sangat belia ini, sepi, sunyi. Para alumni pun seakan juga enggan untuk sekedar menengok adik-adiknya, apalagi menyumbangkan sedikit hartanya, entahlah.
Ibarat lilin, demikian seorang dosen muda UI mengatakan di sebuah media, untuk menggambarkan KAMMI. Ia harus menerangi ruangan yang gelap dengan cahaya pudarnya, untuk kemudian sedikit demi sedikit meleleh. Yah, dengan kemampuannya yang teramat terbatas, amanah dan harapan umat harus dipikul di pundak, sehingga untuk memikirkan dirinya saja pun KAMMI hampir tidak ingat, apalagi mengingat hari lahirnya.
Tepat di hari kelahiran KAMMI, tanggal 29 Maret, Pengurus Harian Komisariat UGM harus berjuang menembus gelap malam dan dingin hawa pegunungan untuk bisa mendampingi secara langsung masyarakat di daerah Cangkringan, yang berada di wilayah Merapi. Ya, hari Ahad itu adalah rangkaian terakhir Voter Education yang pada saat itu bertempat di Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan. Adalah suatu kebahagiaan tersendiri bagi pengurus ketika bisa berkumpul dengan rakyat kecil mendengarkan cerita dan keluhan mereka, dan memberikan sekelumit wawasan untuk mereka. Inilah barangkali kado terindah milad KAMMI tahun ini bagi Komsat UGM, yang penuh kesahajaan dan keterbatasan.
Sebelumnya pada hari Rabu malam, 24 Maret diadakan Injection Spiritual dengan mabit di Mardhiyah dengan pembicara Ust Pradipto. Acara yang bertema Menjaga Stamina Ruhiyah dalam Mengemban Dakwah Siyasiyah ini, alhamdulillah diikuti sekitar seratus peserta. Selanjutnya pada Jumat siangnya diadakan aksi di Bunderan UGM.
Sepanjang Bulan Maret-April kemarin cukup menguras tenaga kader-kader KAMMI UGM terutama Tim Kastrat dengan beberapa kali aksi, baik mandiri maupun aliansi dengan elemen lain. Aksi-aksi tersebut antara lain Aksi Seruan Kampanye Damai di Bunderan UGM pada 10 Maret, Aksi Solidaritas Palestina pada 26 Maret yang juga mengundang IMM, HMI, JS, Aksi Peristiwa Malang pada 27 Maret, Aksi Umat Islam Bersatulah pada 2 April bersama FSLDK, Aksi Anti Orba bersama BEM seYogya, LSM, dan Jaringan Masyarakat Kota, long march ke Kantor Pos Besar. Bulan Mei ini, Kastrat akan melakukan investigasi dan memperbaiki jaringan ke fakultas untuk mensikapi UM dan Pemira UGM.
Untuk menjalin komunikasi dengan korfak, maka pengurus Komsat UGM melakukan anjangsana ke beberapa fakultas. Pada hari Rabu sore, 14 April diadakan kunjungan ke Korfak KG dan pada Jumat sore, 23 April kunjungan ke Korfak Farmasi. Dari kunjungan-kunjungan itu banyak sekali pelajaran yang kita dapatkan., paling tidak kebekuan komunikasi bisa semakin dicairkan. Korfak berikutnya yang akan dikunjungi adalah Teknik dan Psikologi. Dari hasil berbagai silaturrahim itu, Sekjen akan mengadakan Training Organisasi untuk meng-up grade kemampuan manajerial para pengurus Korfak. Selain itu juga akan diselenggarakan Forum Taujih, yang dalam waktu dekat diadakan di Rumpun Soshum.
Kemudian untuk menjaga kesolidan dan kekuatan pengurus Komsat terutama pasca Pemilu Legislatif, maka hari Kamis, 15 April diadakan Forum Ukhuwah, sebagai ajang pertemuan seluruh pengurus KAMMI Komisariat UGM. Acara yang bertempat di Parkiran Komsat (lesehan) ini diisi antara lain dengan pemaparan informasi terdekat masing-masing bidang, kemudian dilanjutkan dengan taujih oleh Ust Agung Dwi Nugroho, S.TP, dan terakhir ditutup dengan buka bersama sekaligus tukar kado.
Di bulan April ini beberapa Korfak sudah mulai melakukan suksesi. Tanggal 18 April secara bersamaan 2 korfak yakni Pertanian dan Ilmu Budaya melakukan Musyawarah Korfak. Sebagai hasilnya Nidaul Hasanah (PN 01) menggantikan Triaskorpia Utami (PN 00) sebagai Ketua Korfak Pertanian selama setahun ke depan. Sedangkan Ketua Korfak Ilmu Budaya, Muthia Esfandiari (IB 01) harus lengser setelah cukup lama menjadi “rezim”, digantikan Novrianti (IB 02).
Sesuai dengan semboyan kita selama ini, sunduquna jubuna, yakni dana kita berasal dari kantong-kantong kita sendiri, maka Bendum yang mempunyai tanggung jawab mengelola keuangan mengajak segenap kader dan simpatisan untuk memberikan sumbangan berupa kertas bekas untuk dijual. Dana ini akan digunakan untuk aktivitas KAMMI UGM sekaligus membayar hutang. Selain itu kewajiban iuran bagi anggota juga akan dirapikan melalui koordinasi antara bendum dengan bendahara korfak. Dan rencananya bendum juga akan membuat terobosan-terobosan untuk menggalang dana, tunggu saja tanggal mainnya.
Untuk pengelolaan kader, maka dalam waktu dekat KAMMI UGM akan memberikan suplemen berupa Training Kehumasan yang akan dilaksanakan oleh Bidang Humas dan Social Politic Engineering oleh Partai Bunderan. Selain itu Tim Empowering Bidang Sosmas juga akan terus melaksanakan tugasnya memberdayakan masyarakat Kalicode dengan Bimbel dan TPA, serta merencanakan Training Kader Masjid. Untuk pendampingan masyarakat Cangkringan selanjutnya akan dikelola oleh Rumpun Biosaintek. Sedangkan Bidang Kaderisasi masih rutin mengadakan Madrasah KAMMI dan Forum Lingkar Kaderisasi setiap pekan.
(Kata demi kata di atas saya tulis tujuh tahun silam (2004) untuk mengenang hari lahir KAMMI, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia. Tempat acara kami di Cangkringan itu mungkin sempat hancur saat bencana Merapi beberapa bulan lalu. Pengurus Harian KAMMI UGM dalam kenangan saya : Sudarsono, Tri Iwan Isbumaryani, Rasyid Mahmudin, Anik Rohmiyati, Panca Okta Hutabrina, dan Akbar Tri Kurniawan. Saat itu saya baru saja wisuda di Bulan Februari dan harus sering meninggalkan Jogja untuk berburu remah-remah rejeki, menjadi bagian dari jutaan sarjana yang mencari kerja. Terima kasih atas pengertian dan kebersamaannya).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentarnya