www.romokoko.com |
Pada hari Selasa tanggal 24 Agustus 2010 bertempat di ruang komputer diadakan rapat staf BKD. Rapat ini merupakan rapat perdana dengan Kepala BKD yang baru dilantik, yakni Bapak Djono, S.H., M.Si., yang menggantikan Bapak Drs. Gardjito, M.Si. yang kini menjadi staf ahli bupati. Pak Djono sebelumnya menjabat sebagai inspektur (dulu namanya Badan Pengawasan Daerah). Pak Gardjito sendiri sudah cukup lama menjabat sebagai Kepala BKD, bahkan waktu masih menjadi Bagian Kepegawaian beliau sempat menjadi kepalanya. Selain kedua pejabat tersebut, digeser/dimutasi pula beberapa pejabat eselon II di Lingkungan Pemkab Ngawi. Ini merupakan salah satu program awal bupati baru dalam penataan birokrasi. Berikutnya barangkali juga ada mutasi bagi pejabat eselon III dan IV.
Rapat diawali dengan perkenalan dengan seluruh staf yang hadir. Kemudian beliau menyampaikan beberapa pesan, antara lain penekanan pada masalah kedisiplinan. Kasus-kasus yang pernah ia tangani sebelumnya saat masih di inspektorat bisa menjadi pelajaran yang berharga bagi seluruh PNS, khususnya BKD. Yang kedua beliau mengatakan sangat terbuka terhadap masukan maupun kritik. Bahkan diharapkan kritik-kritik itu berasal dari bawahan untuk mengingatkan kebijakan yang dianggap keliru. Tidak masalah staf memberi masukan kepada kepala. Yang ketiga beliau berpesan untuk bekerja dengan baik, mematuhi aturan, jujur, bisa bekerja sama antar staf baik intra maupun antar bidang, serta menjaga kesehatan.
Yang keempat berkaitan dengan masalah pengurusan administrasi kepegawaian supaya dapat diselesaikan dengan cepat, tepat, tidak terlambat, misalnya pengurusan pensiun, kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, pengangkatan PNS, dan lain-lain. Untuk masalah pendataan tenaga honorer yang saat ini dilaksanakan oleh BKD, beliau berpesan agar tugas ini dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Jika menemukan penyimpangan segera dilaporkan. Sedangkan masalah diklat pra jabatan, jadwal yang telah disusun harus dipatuhi supaya tidak terjadi keterlambatan proses pengangkatan menjadi PNS-nya. Jika ada pihak-pihak yang menitipkan anak/keluarga/saudaranya agar bisa mengikuti diklat pra jabatan tanpa melalui jadwal yang disusun, maka hal itu tidak usah dipedulikan. Jika tetap memaksa beliau sendiri yang akan menghadapinya.
Mendengar berbagai komitmen seperti ini terasa ada angin segar yang bertiup di lingkungan BKD. Semoga komitmen ini tidak saja ucapan manis belaka di bibir. Dan semoga bisa dilaksanakan dengan konsisten, apapun tantangannya. Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentarnya