Tiap hari selama bulan Ramadan anak-anak saya ikut berbuka puasa di masjid. Meskipun belum puasa secara penuh mereka amat antusias untuk datang ke masjid sore hari selepas asar. Seusai mengaji mereka menerima takjil yang disediakan oleh warga secara bergiliran. Bahkan si kecil pun tak ketinggalan ikut kakak-kakaknya. Usia belum genap 2 tahun, berjalan saja masih tertatih, tapi senangnya manjat pagar atau motor. Dengan jilbab, wajah mungilnya terlihat lucu, menggemaskan. Masjid kompleks kami cukup dekat dari rumah, sekitar 20 meter.
Saat kecil saya tidak menikmati apa yang kini dinikmati anak-anak saya. Rumah di Madiun relatif jauh dari masjid. Masjid paling dekat dari Jalan Sarean adalah Masjid Taman. Untuk menuju ke sana harus melewati kompleks pekuburan yang sangat luas, terluas sekota Madiun. Tapi untunglah di dekat kompleks pekuburan itu ada mushola kecil, kami menyebutnya langgar. Tapi tetap saja masih terasa jauh bagi kaki kecil saya dan teman-teman sepermainan. Saat itu belum ada TPA, seingat saya juga belum ada kebiasaan buka bersama di langgar apalagi yang gratisan.
Tuing-tuing Teng
Rabu, 24 Agustus 2011
Sesuai jadwal semestinya kemarin tanggal 23 Agustus 2011 itu hasil tes akademis IPDN diumumkan. Mundur dari rencana semula yakni 18 Agustus 2011. Beberapa peserta sudah banyak yang menanyakan ke teman-teman, ya tentu saja dijawab belum ada. Tadi saya lihat di blognya salah satu bidang di BKD Jatim juga belum muncul. Tapi ada info lagi hasil pengumuman bisa diambil di BKD Jatim. Glodhag! Mengambil sendiri berarti harus datang ke Surabaya. Kalau yang sebelumnya pakai kurir, ada orang provinsi yang datang ke Ngawi mengantar pengumuman. Kadang juga tak sampai Ngawi, cuma berhenti di Madiun atau Ponorogo, kami sendiri yang harus mengambilnya di sana. Capek, tidak mangkus dan sangkil, maksudnya tidak efektif dan efisien.
Saya pikir dengan kemajuan teknologi di jaman sekarang segalanya bisa cepat dan berbiaya ringan. Saya pikir pengumuman bisa melalui fax atau lewat internet melalui website maupun email. Tuing...seketika hasilnya bisa diterima dalam hitungan detik. Kantor sudah tersambung internet, mesin fax juga tersedia. BKD Jatim pun idem. Tapi tak tahu pasti alasan kenapa harus mengambil langsung ke sana. Mungkin mereka punya pertimbangan lain yang ghaib bagi kami orang-orang daerah. Mereka orang-orang provinsi apalagi berlokasi di ibukota pastilah orang-orang cerdas. Ya jadilah salah satu teman berangkat naik bus. Keluar uang, keluar tenaga, bulan puasa jadi musafir.
Saya pikir dengan kemajuan teknologi di jaman sekarang segalanya bisa cepat dan berbiaya ringan. Saya pikir pengumuman bisa melalui fax atau lewat internet melalui website maupun email. Tuing...seketika hasilnya bisa diterima dalam hitungan detik. Kantor sudah tersambung internet, mesin fax juga tersedia. BKD Jatim pun idem. Tapi tak tahu pasti alasan kenapa harus mengambil langsung ke sana. Mungkin mereka punya pertimbangan lain yang ghaib bagi kami orang-orang daerah. Mereka orang-orang provinsi apalagi berlokasi di ibukota pastilah orang-orang cerdas. Ya jadilah salah satu teman berangkat naik bus. Keluar uang, keluar tenaga, bulan puasa jadi musafir.
Sepakbola Primadona
Senin, 22 Agustus 2011
Tampaknya saat ini sepakbola kembali naik daun. Meski sudah lama timnas (tim nasional) tidak memperoleh prestasi (maksudnya tidak pernah menjadi juara sebuah kejuaraan, terakhir meraih emas Sea Games tahun 1991) namun tampaknya publik negeri masih menyisakan asa. Apa indikasinya? Salah satunya saat perhelatan Piala AFF akhir tahun lalu. Berbondong-bondong orang mendatangi Stadion Gelora Bung Karno, menanggalkan baju kedaerahan, bahasa, suku, agama. Ribuan orang berjejal untuk sekedar mendapatkan tiket. Ribuan lain tak tertampung di dalam stadion karena kapasitas duduknya sudah terpenuhi. Tak ketinggalan jutaan manusia menyaksikan di layar kaca. Sayang memang perjuangan heroik timnas sejak babak penyisihan hingga final belum mengantarkan tropi juara.
Sejak saat itu sepakbola kembali menjadi primadona (setidaknya bagi saya). Para pemain layaknya selebritis yang diburu para kuli tinta dan penggemar. Nama Ahmad Bustomi, M. Nasuha, Hamka Hamzah, Oktovianus, dan lain-lain menjadi terkenal. Irfan Bachdim dan Firman Utina menjadi bintang iklan. Bahkan Cristian Gonzales, sang striker yang berjulukan El Loco (Si Gila) diajak main sebuah sinetron. Ia juga pernah diundang di beberapa acara talk show stasiun televisi.
Sejak saat itu sepakbola kembali menjadi primadona (setidaknya bagi saya). Para pemain layaknya selebritis yang diburu para kuli tinta dan penggemar. Nama Ahmad Bustomi, M. Nasuha, Hamka Hamzah, Oktovianus, dan lain-lain menjadi terkenal. Irfan Bachdim dan Firman Utina menjadi bintang iklan. Bahkan Cristian Gonzales, sang striker yang berjulukan El Loco (Si Gila) diajak main sebuah sinetron. Ia juga pernah diundang di beberapa acara talk show stasiun televisi.
Penyesuaian Ijazah Bagi Sekdes
Minggu, 21 Agustus 2011
Pertanyaan
Penyesuaian ijazah ke S1/S2 bagi Sekdes,bagaimana bisa tidak? Sedangkan sebelumnya walau memiliki ijazah S1 tapi tetap diangkat dalam Gol II/a. (Suryacjr)
Jawaban
Memang berdasarkan aturan yakni PP Nomor 45 Tahun 2007 tentang Persyaratan dan Tatacara Pengangkatan Sekdes menjadi PNS, Sekdes yang menuhi persyaratan diangkat langsung menjadi PNS dalam Pangkat Pengatur Muda golongan ruang II/a. Golongan II/a itu lazimnya untuk pengangkatan CPNS yang berijazah SMA, sedangkan yang berijazah D3 diangkat dalam golongan II/c sedangkan yang berijazah S1/D4 diangkat dalam golongan III/a. Namun dalam PP Nomor 45 Tahun 2007 itu bagi Sekdes yang memiliki ijazah lebih tinggi dari ijazah SLTA maka golongannya tetap II/a (Pasal 3 ayat 3). Sedangkan Sekdes yang memiliki ijazah di bawah ijazah SLTA maka golongannya sesuai dengan ijazah yang dimilikinya itu (Pasal 3 ayat 4), misalnya ijazah SLTP diangkat dalam golongan I/c dan ijazah SD dalam golongan I/a.
Penyesuaian ijazah ke S1/S2 bagi Sekdes,bagaimana bisa tidak? Sedangkan sebelumnya walau memiliki ijazah S1 tapi tetap diangkat dalam Gol II/a. (Suryacjr)
Jawaban
Memang berdasarkan aturan yakni PP Nomor 45 Tahun 2007 tentang Persyaratan dan Tatacara Pengangkatan Sekdes menjadi PNS, Sekdes yang menuhi persyaratan diangkat langsung menjadi PNS dalam Pangkat Pengatur Muda golongan ruang II/a. Golongan II/a itu lazimnya untuk pengangkatan CPNS yang berijazah SMA, sedangkan yang berijazah D3 diangkat dalam golongan II/c sedangkan yang berijazah S1/D4 diangkat dalam golongan III/a. Namun dalam PP Nomor 45 Tahun 2007 itu bagi Sekdes yang memiliki ijazah lebih tinggi dari ijazah SLTA maka golongannya tetap II/a (Pasal 3 ayat 3). Sedangkan Sekdes yang memiliki ijazah di bawah ijazah SLTA maka golongannya sesuai dengan ijazah yang dimilikinya itu (Pasal 3 ayat 4), misalnya ijazah SLTP diangkat dalam golongan I/c dan ijazah SD dalam golongan I/a.
Pencari Keadilan (Bagian 2)
Jumat, 19 Agustus 2011
Rasulullah SAW bersabda, “Hakim itu ada tiga macam, satu di dalam surga tempatnya dan yang dua macam itu di dalam neraka. Adapun yang di dalam surga tempatnya ialah hakim yang mengerti akan yang benar. Lalu ia menghukum dengan yang benar itu. Dan hakim yang akan kekuasaan, lalu dilakukannya penindasan dalam menjalankan hukum (karena disuap dan sebagainya), maka dia akan masuk neraka, dan hakim yang menghukum manusia atas kejahilan (ketidaktahuan) maka ia tidak akan masuk surga”.
Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang dijadikan hakim di antara manusia maka sungguh ia telah disembelih dengan tidak memakai pisau”.
Pernah di Indonesia terjadi suatu tragedi hukum, salah tangkap. Korban salah tangkap menderita bertahun-tahun di penjara, disiksa aparat hukum, kehilangan kebebasannya. Keluarganya pun sama menderitanya sebab hilanglah sumber pencari nafkah. Anda boleh memilih, kira-kira hakim (dan tentunya termasuk polisi dan jaksa) termasuk golongan yang mana itu : penegak keadilan, penindas, ataukah jahil.
Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang dijadikan hakim di antara manusia maka sungguh ia telah disembelih dengan tidak memakai pisau”.
Pernah di Indonesia terjadi suatu tragedi hukum, salah tangkap. Korban salah tangkap menderita bertahun-tahun di penjara, disiksa aparat hukum, kehilangan kebebasannya. Keluarganya pun sama menderitanya sebab hilanglah sumber pencari nafkah. Anda boleh memilih, kira-kira hakim (dan tentunya termasuk polisi dan jaksa) termasuk golongan yang mana itu : penegak keadilan, penindas, ataukah jahil.
Pencari Keadilan (Bagian 1)
Kamis, 18 Agustus 2011
Saat kuliah hukum dulu ada cerita menarik namun sekaligus memilukan. Benar-benar terjadi. Sebuah kisah nyata anak manusia yang ada di muka bumi Pancasila ini. Ironis. Kejam. Tak berkemanusiaan. Benar-benar binatang. Saya dan kawan-kawan hanya bisa berguman, sebagian ada yang mengumpat. Hukum dan aparatnya dibuat untuk main-main. Sang dosen yang bercerita pun berharap kami para mahasiswanya, mahasiswa Fakultas Hukum di kampus tertua negeri ini, tetap menjaga moral. Ilmu dan pengetahuan barangkali telah punya, namun moral juga amatlah penting. Dunia hukum tidaklah lempang.
Cerita di bangku kuliah tersebut adalah tentang dua orang bersaudara, Sengkon dan Karta. Berulangkali, dalam mata kuliah Hukum Pidana, cerita ini disentil. Cerita tentang kesalahan tangkap dua orang yang tak melakukan pidana. Polisi bergeming, jaksa bergeming, hakim pun bergeming. Kami, para mahasiswa saat itu berharap semoga kasus itu menjadi terakhir terjadi di Indonesia. Namun ternyata dunia ini berputar, pun dengan kisah-kisahnya, terulang lagi. Saat ini di jaman sekarang ini, di jaman reformasi. Ada kasus pembunuhan di Jombang yang menyebabkan beberapa orang menjadi tertuduh. Mereka dihukum penjara setelah sebelumnya mengalami penyiksaan hebat oleh aparat hukum agar mengakui perbuatan yang tidak pernah mereka lakukan. Hingga akhirnya muncul si jagal Rian. Kasusnya menasional. Sama dengan kasus Sengkon dan Karta, Rian mengakui ialah sebenarnya sang pelaku pembunuhan.
Cerita di bangku kuliah tersebut adalah tentang dua orang bersaudara, Sengkon dan Karta. Berulangkali, dalam mata kuliah Hukum Pidana, cerita ini disentil. Cerita tentang kesalahan tangkap dua orang yang tak melakukan pidana. Polisi bergeming, jaksa bergeming, hakim pun bergeming. Kami, para mahasiswa saat itu berharap semoga kasus itu menjadi terakhir terjadi di Indonesia. Namun ternyata dunia ini berputar, pun dengan kisah-kisahnya, terulang lagi. Saat ini di jaman sekarang ini, di jaman reformasi. Ada kasus pembunuhan di Jombang yang menyebabkan beberapa orang menjadi tertuduh. Mereka dihukum penjara setelah sebelumnya mengalami penyiksaan hebat oleh aparat hukum agar mengakui perbuatan yang tidak pernah mereka lakukan. Hingga akhirnya muncul si jagal Rian. Kasusnya menasional. Sama dengan kasus Sengkon dan Karta, Rian mengakui ialah sebenarnya sang pelaku pembunuhan.
Indonesia Juara
Rabu, 17 Agustus 2011
telagaalkautsar.wordpress.com |
Alkisah ada kejuaraan pendekar tingkat dunia. Semua bangsa mengirimkan wakilnya. Hingga pada akhirnya tinggal tersisa tiga finalis. Masing-masing finalis itu berasal dari Tiongkok, Jepang, dan Indonesia. Wakil dari Tiongkok ahli bermain kungfu, wakil dari Jepang jagoan samurai, sedangkan wakil Indonesia merupakan pendekar silat.
Pose Bugil PNS Ngawi
Selasa, 16 Agustus 2011
ngakak.blogdetik.com |
Kasus kali ini menarik karena paling tidak ada tiga hal. Pertama, dilakukan oleh guru. Seperti apa pose-posenya, wah jangan tanya saya, saya tidak melihatnya. Apa posenya kayak bintang-bintang sinetron itu? Dibilangin jangan tanya saya kok. Kedua, guru itu mengajar di sebuah sekolah favorit. Tentu saja ini membawa efek yang luar biasa. Apa? Nama baik. Ya, benar, nama baik. Segala prestasi yang selama ini dipelihara jadi runtuh dalam sekejap. Ketiga, beritanya diekspos saat bulan Ramadan. Lho apa hubungannya? Ya suka-suka saya lah, Anda cari saja hubungannya. Tapi benar kan sekarang bulan Ramadan.
Buka Di Jalan
Senin, 15 Agustus 2011
Pernahkah Anda berbuka puasa saat perjalanan? Tentunya agak beda rasanya jika berbuka di rumah, apalagi sembari ditemani anggota keluarga lain. Saya pernah merasakan berbuka di perjalanan, bahkan hampir tidak dapat berbuka sampai menjelang Isya’. Jauh dari anak istri.
Saat itu saya sedang di Jakarta dua tahun silam. Saya mengikuti diklat selama 2 bulan lebih. Di penghujung diklat kami bertemu dengan awal ramadan. Jadilah saya menjalani hari-hari puasa di luar kota. Makan sahur dan buka di warteg. Sumpah, baru kali ini lah saya merasakan dan menjadi pelanggan warteg yang banyak didirikan oleh orang-orang Tegal di ibukota ini. Ya maklum meskipun biaya hidup ditanggung oleh penyelenggara diklat tapi tidak bisa saya bermewah-mewah. Harga-harga di Jakarta mahal. Saya bahkan ngekos selama itu.
Saat itu saya sedang di Jakarta dua tahun silam. Saya mengikuti diklat selama 2 bulan lebih. Di penghujung diklat kami bertemu dengan awal ramadan. Jadilah saya menjalani hari-hari puasa di luar kota. Makan sahur dan buka di warteg. Sumpah, baru kali ini lah saya merasakan dan menjadi pelanggan warteg yang banyak didirikan oleh orang-orang Tegal di ibukota ini. Ya maklum meskipun biaya hidup ditanggung oleh penyelenggara diklat tapi tidak bisa saya bermewah-mewah. Harga-harga di Jakarta mahal. Saya bahkan ngekos selama itu.
Ramadan Di Karangasri 2011
Sabtu, 13 Agustus 2011
Agenda kegiatan ramadan di Perumnas Bumi Karangasri seperti tahun-tahun sebelumnya masih terpusat di Masjid Al Ikhlas. Sholat tarawih, kultum Subuh dan Tarawih, TPA, buka bersama, pengajian ibu-ibu, dan tadarus adalah bagian darinya. Menjelang bulan puasa anak-anak diajak pawai ke sekeliling kompleks, jalan kaki. Biasanya di malam takbir mereka juga akan digerakkan lagi untuk keliling kompleks, membawa obor, takbiran. Dan biasanya saya sekeluarga tak bisa mengikuti takbiran di rumah karena memang sudah mudik, baik ke Madiun maupun Widodaren. Takbirannya di kampung halaman.
Hingga belasan hari bulan Ramadan, jumlah jamaah tarawih masih banyak. Ruang utama masjid masih penuh dengan jamaah pria. Sedangkan teras pun masih sesak oleh kaum ibu dan remaja/anak-anak putri. Cuma saat Subuh saja jamaah banyak berkurang. Pada awalnya beberapa shaf, kini tinggal 2 shaf kurang. Ada yang cerita bahwa kaum Yahudi akan bisa dikalahkan oleh umat Islam jika jamaah Sholat Subuh sama penuhnya dengan jamaah Sholat Jumat. Allahu a’lam.
Hingga belasan hari bulan Ramadan, jumlah jamaah tarawih masih banyak. Ruang utama masjid masih penuh dengan jamaah pria. Sedangkan teras pun masih sesak oleh kaum ibu dan remaja/anak-anak putri. Cuma saat Subuh saja jamaah banyak berkurang. Pada awalnya beberapa shaf, kini tinggal 2 shaf kurang. Ada yang cerita bahwa kaum Yahudi akan bisa dikalahkan oleh umat Islam jika jamaah Sholat Subuh sama penuhnya dengan jamaah Sholat Jumat. Allahu a’lam.
Kakeknya Monyet
Jumat, 12 Agustus 2011
Seorang penjual topi berjalan melintasi hutan. Karena cuaca panas, ia memutuskan beristirahat sejenak di bawah sebuah pohon besar. Sebelum merebahkan diri, ia meletakkan keranjang berisi topi-topi dagangan di sampingnya. Beberapa jam ia terlelap dan terbangun oleh suara-suara ribut.
Hal pertama yang disadarinya adalah bahwa semua topi dagangannya telah hilang. Kemudian ia mendengar suara monyet-monyet di atas pohon. Ia mendongak ke atas dan betapa terkejutnya ia melihat pohon itu penuh dengan monyet yang semuanya mengenakan topi-topinya.
Penjual topi itu terduduk dan berpikir keras bagaimana caranya ia bisa mendapatkan kembali topi-topi dagangannya yang sedang dibuat main-main oleh monyet-monyet itu. Ia berpikir dan berpikir, dan mulai menggaruk-garuk kepalanya. Ternyata monyet-monyet itu menirukan tingkah lakunya. Kemudian, ia melepas topinya dan mengipas-ngipaskan ke wajahnya. Ternyata monyet-monyet itu pun melakukan hal yang sama.
Hal pertama yang disadarinya adalah bahwa semua topi dagangannya telah hilang. Kemudian ia mendengar suara monyet-monyet di atas pohon. Ia mendongak ke atas dan betapa terkejutnya ia melihat pohon itu penuh dengan monyet yang semuanya mengenakan topi-topinya.
Penjual topi itu terduduk dan berpikir keras bagaimana caranya ia bisa mendapatkan kembali topi-topi dagangannya yang sedang dibuat main-main oleh monyet-monyet itu. Ia berpikir dan berpikir, dan mulai menggaruk-garuk kepalanya. Ternyata monyet-monyet itu menirukan tingkah lakunya. Kemudian, ia melepas topinya dan mengipas-ngipaskan ke wajahnya. Ternyata monyet-monyet itu pun melakukan hal yang sama.
Berebut Kursi PNS
Kamis, 11 Agustus 2011
ardiantasisgo.wordpress.com |
Tahun 2004, pertama kali saya mengikuti tes CPNS. Saat itu saya masih di Jogja, ada bisnis kecil-kecilan di sana, dan beberapa panggilan tes masuk kerja dari beberapa perusahaan. Dan saya masih berharap ada lowongan dosen di Fakultas Hukum UGM, almamater saya. Saya dikabari saudara bahwa di koran ada pengumuman seleksi CPNS. Saya pun pulang ke Madiun dan mencari informasi tentang peluang itu.
Info CPNS Ngawi 2011
Rabu, 03 Agustus 2011
coretankemarin.blogspot.com |
Ramadhan Mubarak
Senin, 01 Agustus 2011
Langganan:
Postingan (Atom)