Di awal tahun, adakah hal yang lebih istimewa bagi rakyat Indonesia selain mendapatkan kado dari pemerintah? Kado istimewa tersebut adalah penurunan harga. Mulai harga BBM, tarif listrik, biaya mengurus STNK dan BPKB, hingga harga cabai. Semua turun bertubi-tubi, seperti air yang turun dari langit saat hujan deras. Pada sisi yang lain, tingkat pendapatan masyarakat secara nyata menunjukkan kenaikan. Beban yang dipikul masyarakat pun menjadi kian ringan. Apalagi ditopang dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar yang semakin kuat.
Pemerintah yang benar-benar pro rakyat, seperti yang selama ini didengung-dengungkan di berbagai media dan pidato pejabat. Masyarakat pun senang dan bersyukur. Sebab, penurunan tarif listrik, biaya STNK, dan harga BBM tersebut sudah menjadi keputusan pemerintah. Misalnya tarif listrik. Biaya setrum yang biasanya naik untuk sebagian masyarakat yang dinilai tidak layak menerima subsidi, kini turun untuk semua golongan. Lalu, biaya STNK dan BPKB yang menjadi salah satu sumber penerimaan negara bukan pajak (PNPB), ikut diturunkan.
Yang super fantastis adalah soal harga cabai, yang selama ini sering menjadi persoalan di negeri yang dikenal subur ini. Dulu seringkali kenaikan harga cabai terjadi secara fantastis. Biasanya jajaran pemerintah menjadikan faktor cuaca dan distribusi sebagai penyebab kenaikan harga cabai. Kini tak lagi. Musim hujan ternyata tidak membuat panen cabai di sejumlah daerah gagal. Suplai pun tidak lagi berkurang. Faktor cuaca juga tidak menghambat distribusi cabai dari sentra produksi ke daerah lain. Pemerintah sekarang memang hebat dengan kebijakannya, sehingga tidak ada lagi kenaikan harga cabai secara gila-gilaan.
Pemerintah berhasil mengatasi persoalan, hal yang selalu menjadi problem kenaikan harga di era sebelumnya secara berulang-ulang. Pemerintah kini memiliki solusi yang komprehensif sehingga problem yang sama tidak terjadi setiap tahun. Nah, di sinilah begitu hebatnya leadership sang pemimpin dalam menyelesaikan problem pasokan pangan yang kerap terjadi di masa lalu. Masa lalu yang suram, kini berubah ke arah yang gilang-gemilang.
Bukan hanya cabai, komoditas lain kini tak lagi sering naik harga secara tiba-tiba. Pemerintah berhasil mengatasi akar masalahnya: menyeimbangkan permintaan dan pasokan dengan melancarkan arus distribusi. Hal yang tampak sederhana dan sepele, namun tak pernah berhasil dilakukan oleh pemerintah yang dulu. Pemerintah tak lagi menggunakan solusi instan, yakni impor. Pemerintah juga tak lagi mencari-cari kambing hitam yang dinilai bertanggungjawab.
Yang mengharukan adalah dengan stabilnya harga pangan maka petani pun ikut menikmati jerih payahnya. Di berbagai daerah, produk dari petani dibeli dengan harga wajar. Tidak ada permainan harga yang mengakibatkan kerugian rakyat banyak. Para spekulan, pedagang, dan pengepul yang selama ini menikmati kenaikan harga pangan yang terlalu tinggi, kini mendapatkan harga yang normal. Memang, pemerintah telah berhasil memainkan peran dalam menstabilkan harga sekaligus menjaga rantai pasokan.
Saat ini para petani menemukan momentum perbaikan kesejahteraan. Sementara itu, para spekulan dan pengepul yang selama ini telah menikmati banyak hasil sudah mau “sedikit berbagi”. Kita berharap kebijakan secara lintas sektoral semakin disinergikan dengan optimal, sehingga masyarakat semakin sejahtera. Kita semakin mengapresiasi karena pemerintah berhasil menepati janjinya sebagaimana di masa kampanye. Misalnya janji tak bagi-bagi jabatan, janji stop utang, dan janji tidak impor pangan. Terima kasih Pak Presiden.
Pren, nggak usah baper, nyinyir, apalagi nglemparin balok, ini lagi mengarang indah, kok...
Mudah-mudahan para pemimpin kita diberi kesehatan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentarnya